Sebelum Membaca Artikel ini, saya mohon membacanya menggunakan Logika dan tentunya dalam kondisi sadar. Tulisan ini bukan karena untuk uang, Uang bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya membutuhkan uang. Dari itu sekarang saatnya kita bekerja bukan untuk uang tapi bagaimana caranya uang yang bekerja untuk kita. Baiklah, sekarang kita mulai.
Dari zaman ke zaman yang mungkin saat ini telah mempermudah segala sesuatunya dengan search di Internet dan semua itu masih ada sangkut paut dengan yang namanya Teknologi. Hal ini sudah tidak terasa asing lagi bagi Masyarakat Indonesia bahkan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, dari hal ini saya akan menjelaskan kesalahan dan kelebihan dari dampak Internet di Indonesia, baik di daerah Metropolitan maupun di daerah Pinggiran bahkan di Pedalaman yang mungkin sedikit adanya tindakan dari dampak negatif tersebut, diantaranya:
I. Internet.
Jejaringan Sosial yang pastinya gratis seperti ;Facebook, Twitter, Tagged, Bebo, Friendster, dll. Dan yang paling unggul saat ini adalah Facebook. Yaaa, facebook telah menjadi ajang hebat bagi Masyarakat, para penerus Bangsa khususnya, jejaringan sosial yang satu ini, memang wajar menjadi peringkat 2 setelah Google. Namun dibalik itu semua, saya khususkan bagi para penerus bangsa yang mungkin salah dalam memanfatkan jejaringan sosial tersebut, diantaranya akan saya rinci sebagai berikut:
a. Hiraukan Lingkungan Sekitar.
Idealnya, para remaja Indonesia jika sudah terbius dengan jejaringan sosial yang namanya Facebook, saya pastikan akan lupa-lupa ingat dengan apa yang terjadi di lingkungannya. Ooups, kaya lagunya kuburan band aja “Lupa-lupa Ingat” haks..haks.. =D adakalanya juga sulit untuk bergaul atau bersosialisasi dengan teman sejawat, bukankah lebih nyata dan produktif jika meciptakan suatu yang lebih menguntungkan diri sendiri dan orang lain???? Dari hal itu, saya pribadi ingin mengusulkan sesuatu langkah nyata bagi para penerus bangsa agar kiranya memberikan peluang untuk berkarya dengan kemampuan masing-masing masyarakat. Seperti salah satu usulan; “Adu kreatifitas memanfaatkan limbah menjadi salah satu hal yang sangat berharga”, misal, biji mangga yang dapat kita jadikan miniatur perahu nelayan. Alangkah bernilai harga moral jika hal ini terwujud nyata, dari pada waktu terbuang sia-sia dengan berFacebookan ria tanpa tujuan, sangat tidak produktif untuk dibilang penerus bangsa yang kreatif.
b. Pemborosan
Baik di daerah Perkotaan mau pun di pedalam, faktor ekonomi sangatlah berpengaruh, nah apalagi jika sudah terjerumus dengan jejaringan sosial Facebook, apapun dan kapanpun mungkin tetap agresif untuk Online biar dikatakan axis, itu karena suatu ajang Gengsi, lebih-lebih akses Internet (Facebook) nya melalui warnet yang jelas-jelas masih terbilang mahal. Akses Facebook melalui Ponsel pun terkadang masih menguras pulsa. Boros itu pasti, sekarang coba kita tarik nafas dari hidung dalam-dalam dan keluarkan dari mulut secara perlahan-lahan… yaap, ulangi sekali lagi, tenangkan pikiran… Syukur… Sugesti ini hanya untuk menerima 2 opsi nyata bagi saudara-saudari yang hidup mati dengan facebook, lebih baik mana;
1. Akses Facebook per hari dengan tarif yang dapat kita kira-kira menghabiskan uang senilai 2000. jika kita kalikan 1 Bulan/30 hari berapa? Jika 1 Tahu? Jika 5 Tahun? Waahh,, banyak juga ya.. heeheehee….
2. Dari pengeluaran uang secara boros begitu tanpa suatu yang menghasilkan / produktif, otomatis para remaja yang belum tentu punya penghasilan lebih, mungkin segala cara akan menjadi halal untuk menghasilkan uang dan tetap axis dalam via Fcebook. Lebih-lebih stress jika tidak akses Facebook dalam sehari.. hahahaha… lebay.. J tapi saudara-saudari sekarang tidak perlu sedih dan bingung karena ada salah satu Operator Seluler yang baik hati, dengan Cuma-Cuma / GRATIIISSSS memberikan fitur untuk mengakses Facebook. Twitter, Yahoo atupun Gmail, yaah, sangat baik, namanya XLgo, saudara-saudari bisa langsung saja menuju TKP, click deh disini. Kabari temen-temen juga ya, hitung-hitung hemat dalam berkomunikasi, sisa uang juga bisa disisihkan untuk ditabung.. J
Hayoo, sekarang pilih opsi pertama apa yang kedua, masih mau dipikir lagi ya...!!! jangan keterlaluan donk, buruan yang sudah pke kartu XL, akses secara gratis, yang belum punya, silahkan beli, gak mahal kok… 2000,- doang dengan nomor cantik, jika gak ada waktu buat ke counter / XL center, bisa saya bantu untuk carikan nomor XL cantik sebagai Nomor Pribadi yang saya harapkan akan Abadi. J
c. Potensi Belajar dan Kesehatan serta Hancurnya Moral dan Keluarga.
Waah, yang satu ini memang sudah banyak terjadi, perkaranya jika para penerus bangsa sudah melotot didepan monitor, pasti akan lupa dengan kewajiban Agama maupun Sekolahnya untuk belajar, waktu untuk belajar akan tersita dengan serunya chatting, komen-koment, update status, Upload foto, Video, lebih-lebih zaman sekarang sangat mudah untuk mencari Foto, Video yang berbau Sara, Pornografi dan Pelecehan yang akan membuat para pemuda penerus bangsa mejadi rusak nilai moral yang mungkin bisa saya bilang masih polos dalam hal itu. Semakin mudah muncul dari Update orang lain tentang unsur Sara dan Pornografi maka semakin banyak juga para penerus bangsa yang penasaran dan rasa ingin tahu yang memuncak. Pihak Keluarga juga tidak bisa berbuat banyak tentang hal itu, dengan bercengkrama dengan teman-teman Dunia Mayanya, faktor kekeluargaan akan semakin berkurang. Dan Selain waktu belajar yang terus terjajah demi Facebook, kesehatan jadi melemah dengan melototnya bola mata karena asik berimajinasi dan lupakan jatah watu untuk Olah raga, yaah.. dampaknya sih, rumah sakit selalu penuh… J dari hal ini saya juga punya usulan agar kiranya Pihak menjadi salah satu Operator Seluler PT. XL Axiata “PIONER” dengan memfalisitasi salah satu jejaringan sosial milik XL untuk menampung para penerus bangsa khususnya dan Masyarakat Indonesia Umumnya. Begitu lebih meluasnya Traffic jika hal itu terwujud nyata, lebih-lebih bagi pengguna XL yang sangat antusias jika mendengar kata Gratiiisss…. Hehehehehe… Tapi usulan ini hanya sekedar masukan yang mungkin akan membangun dan saling menguntungkan, asal didalam program tersebut memberikan syarat agar kiranya tidak memunculkan hal yang berbau Sara, Perjudian, dan pornografi, serta tidak merugikan satu sama lain. Alangkah menjadi salah satu panutan jika didalamnya diadakan Event untuk 1 Keluarga bisa berkarya dan seru-seruan bersama. J
d. Kepribadian, Konflik dan Penipuan
Dari hal ini telah banyak Penipuan, Penculikan dan Memanfaatkan orang lain untuk menjadi tindak criminal, telah banyak bukti akan adanya Kehilangan orang, Penipuan, bahkan Tindak Kriminal lainnya. Hal itu mudah terjadi karena pengibaran data Pribadi yang lengkap dan Jelas. Selain itu juga banyak terjadi ajang pertengkaran, yaah seperti yang saya sebutkan sebelumnya, para pengguna Facebook dominan remaja yang polos dan lebih mengutamakan “EGO” dari pada apa yang lebih baik untuk dilakukannya. Ajang gengsi, lebay, alay pun semakin beradu, dampaknya yaaah, semakin adu argumen masing-masing dan terjadilah konflik, saling tidak menghargai sesamanya, perbedaan agama contoh faktanya yang hingga saat ini media Facebook tetap menjadi pertengkaran tentang beda kepercayaan tersebut. Ujung-ujungnya tengkar, hal ini tidak hanya para remaja bangsa yang saling menghujat, lebih-lebih seorang juru petinggi agama pun turun tangan untuk adu argumen. Pantaskah hal ini..???? Layakkah untuk dibudayakan..???? Bukankah kita satu Tanah Air…!!!! Untungnya apa coba..???? Ayolah, sama-sama kita berbagi walau kita berbada Ras, Agama, Suku, dll, hanya ada satu kata buat saudara-saudari saya di Tanah Air “1000 Kawan kurang banyak namun 1 Lawan sudah terlalu banyak”. Jadi mari kita bersama mencapai apa yang selama ini kita impikan, bersama kita benahi segala kekurangan satu sama lainnya. Mudah-mudahan hal ini dapat di sadari Saudara-saudari saya di Tanah Air, karena hal ini saya dasari dengan tegaknya PANCASILA dan adanya semboyan BHINEKA TUNGGAL IKA.
Naah, dari 4 perincian tersebut saya pribadi mendefinisikan bahwa Internet saat ini di Mata Masyarakat Indonesia bedampak buruk, naah,, saatnya kita menjadi salah satu “Pioner” dalam mewujudkan dan meyakinkan semua Masyarakat Indonesia. Orang Tua khususnya dan Pihak yang bersikeras menilai Internet itu buruk umumnya.
Operator yang peduli kepada masyarakat memang benar hanya XL. Baiklah, dengan adanya CommunicAsia yang diadakan oleh Perusahaan (CSR) XL dan ICT Watch sangat bagus adanya, namun itu pun hanya di Singapura pada 2010 baru-baru ini, di adakan di Indonesia pun traffic yang didapat belum tentu meluas jika hanya sekedar Tanya jawab sosial dan peluncuran buku panduan internet sehat. Hal itu sudah dilakukan 2 kali, yang pertama pada tahun 2007 dan yang kedua di Tahun 2010 ini. Walaupun buku panduan Internet sehat tersebut dibagikan secara Cuma-Cuma / Gratis namun kenapa fakta yang didapat saat ini tetap bahkan tambah marak aksi tindak kriminal, Unsur Sara, Pornografi, Penipuan, Perjudian, dll.
Bagaimana bisa terwujud jika hal yang kecil belum terdeklarasi dengan konsisten, Peran Operator sangatlah menunjang bagi sehatnya mengakses internet tersebut. Banyak hal yang ingin disampaikan tentang hal ini, apalah daya jika hanya terlintas di atas kertas putih dengan coretan tinta bisu sebagai penyampaian masukan demi kenyamanan, keamanan dan perkembangan ekonomi serta pendidikan di Negeri ini.
Secara ringkas, dari hal ini saya pribadi bangga di Indonesia dengan adanya Operator yang masih peduli atas Pendidikan dan Perekonomian Masyarakat Indonesia yang telah memfalisitasi berbagai kebutuhan di bidang Pendidikan seperti; Program Internet Sehat, Fasilitas Komputer buat Sekolah (walau hanya di sebagian tempat, alangkah berjasanya jika diperluas lagi ke pelosok desa, karena mereka yang lebih membutuhkan), Donasi Taman Bacaan (Mohon dikembangkan juga didaerah Pinggiran kota dan pedalaman), Perpustakaan Keliling meski masih di daerah perkotaan, begitu antusiasnya jika jelajahi di daerah Pedesaan. Bisa dimengert kan teman-teman???? Lebih baik dari apa yang kita pikirkan selama ini kan.. J Semoga menjadi tingkatan-tingkatan positif di Tahun 2011 nanti.
II. Teknologi
Definisi dari Teknologi sendiri simpelnya adalah pengembangan atau aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang membantu manusia menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Teknologi diciptakan atas dasar Ilmu Pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Seperti hal yang sudah terpampang dalam kebutuhan sehari-hari, kita bisa ambil contoh layak seperti Handphone atau Ponsel atau kata lainnya juga Telepon Genggam. Hohohohoho… (bacot diriku) J yaa.. kita sebut Ponsel saja yaah.. J Ponsel adalah contoh hasil dari Teknologi yang sangat dibutuhkan masyarakat sabagai media komunikasi, selain lebih simple, praktis dan ekonomis dari pada telepon. Bicara perihal Ponsel, semua pemikiran manusia dominan masih memilah-milih produk Ponsel dari segi Merk, Kualitas, dan Kuantitas. (iya dunk, siapa yang mau punya Ponsel jelek hayoo..) hehehehehe… hal itu sudah menjadi “Hasrat Dasar Manusia, dimana yang selalu ingin segala sesuatunya menjadi Sempurna”. Begitu juga yang saat ini menjadi kebutuhan sehari-hari bahkan melebihi belanja untuk makan, ya.. hal itu adalah “PULSA”, hhmmz.. Pulsa juga termasuk perkembangan teknologi yang sangat menunjang untuk lancarnya berkomunikasi lho. Hehehehehe.... Telinga saya jadi minder denger masyarakat sekitar bila lagi membicarakan tariff/pulsa operator. Hihihihihihi… Kondisi ini tentu akan semakin meningkatkan persaingan tidak saja antara pihak produksi Ponsel tetapi juga persaingan antar operator. Pelayanan yang diantaranya sepert; pulsa/tarif, luas jangkauan, kualitas jangkauan dan fitur akses lainnya merupakan hal yang mutlak dan harus menjadi perhatian masyarakat. Di antara berbagai jenis pelayanan yang dipersembahkan oleh operator, tarif merupakan fokus utama perhatian masyarakat dalam memilih dan membandingkan layanan operator, tentunya yang lebih ekonomis / hemat. Dengan demikian apa yang disebut “perang tarif dan perang iklan” antar operator pasti terjadi dengan sengit, gerilya terus muncul di hadapan masyarakat. Tujuan dari “perang tarif dan perang iklan” tentu untuk merebut hati masyarakat sebagai pelanggan (customer). Dan diantara gesitnya persaingan ini, masyarakat masih banyak mengeluh tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku yang diberikan operator yang berbeda. Di dalam persaingan untuk menggait customer terwujudlah promo-promo habis-habisan yang tentunya ingin menjadi yang terbaik diantara yang terbaik, seperti halnya dalam hal pengiklanan label operator di Televisi, keras tentunya, saling menyinggung, menjatuhkan bahkan melecehkan iklan operator saingannya, saya pun mengerti tentang hal itu bahwa tujuannya untuk merebut dan meyakinkan produk yang dimiliki adalah yang terbaik. Namun dalam pembahasan ini, saya MOHON dengan sangat untuk tidak melibatkan masyarakat sebagai korban tersendatnya jaringan karena servis-servis Operator yang terus mengembangkan produknya, yaah, terjadilah gangguan jaringan, sinyal lemah, dll.
Sekarang kita bicara fakta dengan logika yang ada tentang kebijakan, soialisasi, kepedulian operator seluler di dalam masyarakat dan Pendidikan di Indonesia. Terlalu luas untuk dijelaskan secara detail, intinya, kita sebagai manusia yang serba kekurangan tetap selalu ingin murah bahkan kalau bisa sih yang gratis (Maklum, Indonesia kan memang Negara Gratisan,, sssst, kedengeran Pak Beye lho) hehehehehe, piss Pak… J Dari hal ini saya pribadi ingin mengungkap tentang “perang tarif dan perang iklan” tersebut, kita bedah mulai dari sumbernya yaitu masyarakat. Ada berbagai faktor yang menjadi panutan diantaranya:
1. Faktor Ekonomi.
Secara mendasar kehidupan masyarakat memiliki tiga aspek yang wajib kita diperhatikan dalam menentukan kualitas hidup adalah faktor ekonomi. Hal Ini merupakan hal yang paling utama untuk menjadi perhatian masyarakat dalam melihat kualitas hidup di dalam lingkungannya. Tinggi rendahnya taraf hidup masyarakat dilihat dari tingkat perekonominya. Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat tersebut maka akan semakin tinggi juga taraf hidupnya. Semakin matang tingkatan hidup masyarakat tersebut, maka hidupnya akan semakin berkualitas juga, karena hal itu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu juga sebaliknya untuk taraf perekonomian yang rendah. Langkah terbaik untuk menyempurnakan kekurangan dan kelebihan ini peran operator sangatlah mendukung, seperti contoh kecil yang telah dilakukan PT. XL. Axiata. Bisa dibilang Profesional dalam menanggapi kolerasi tinggi rendahnya faktor ekonomi di Negeri ini, salah satunya adalah membedakan tarif dimana daerah “basah” dan daerah “kering”, dapat disesuaikannya. Untuk langkah kedepan, ada sedikit usulan lagi dalam meningkatkan faktor ekonomi di Negeri ini, salah satunya adalah memberi sedikit celah usaha yang dikhususkan buat para pengangguran yang mungkin ditahun 2010 ini telah lumayan berkurang dari pada di tahun 2008, 2009 lalu, dan saya harapkan agar kiranya memberi kebijakan secara lahir dan batin kepada penganguran tersebut walau sekedar memodali sedikit dana meski hanya sebagai pengasong, setidaknya mengurangi pengangguran yang dominan negatif dimata masyarakat dan tentunya sebagai titik sarana perbaikan faktor ekonomi di Bangsa ini.
2. Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial dan Budaya merupakan jenjang keselarasan lingkungan, dimana manusia yang di pastikan melakukan interaksi terhadap lingkungan dan sesamanya secara dinamis sesuai dengan dinamisasi manusia atau masyarakat itu sendiri. Dari hai itu, sosial budaya sangat berpegang erat dengan faktor teknologi dan faktor ekonomi, secara indikator, saya pribadi akan menerapkan sejauh mana masyarakat dapat melakukan peran sosial dan budaya yang berkualitas serta berpengaruh dengan faktor teknologi dan ekonomi yang ada.
Dari fakta yang ada, masyarakat dalam hal bersosialisasi dan dalam menerapkan budaya yang tiap detik selalu berubah budayanya, tetap mengutamakan segi “komunikasi”. Yaa,,, komunikasi adalah bagian dari teknologi yang selalu berkembang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan kebutuhan hidup masyarakat. Hal ini sudah merupakan sebuah kebiasaan sehari-hari bahwa komunikasi memiliki peranan terhadap perputaran teknologi dan ekonomi di masyarakat. Penggunaan layanan operator komunikasi tentunya, yang dipastikan akan praktis, cepat dan mempermudah segala kebutuhan ekonomi masyarakat. Seperti contoh kecil yang sering terjadi, diantaranya; Masyarakat lebih hemat biaya dalam berkomunikasi dengan sanak saudara, kerabat, yang jauh tempat tinggalnya, masyarakat tidak perlu mengeluarkan banyak biaya tranportasi, akomodasi dan lainnya untuk melakukan transaksi ekonomi dengan patner bisnis. Dari segi waktu juga sangat efisien. Cukup melalui komunikasi melalui teknologi yang tentunya praktis (Ponsel) semakin eratnya juga tali persaudaraan dan budaya yang mulai terkikis oleh zaman ini. Dan yang paling diperhatikan masyarakat adalah kemudahan layanan operator yang lebih membantu pengeluaran masyarakat yang semakin berkurangnya biaya dalam bertransaksi dan tentunya akan memiliki korelasi linear terhadap peningkatan kualitas hidup mayarakat itu sendiri.
Kesimpulan ini dapat saya sarankan kepada PT. XL. Axiata agar kiranya sedikit saja mendengarkan sebuah keluhan yang diantaranya; Kita sebagai anak bangsa sangat ingin mewujudkan penegakan atas sisi budaya yang saat ini telah semakin hanyut termakan budaya luar, salah satu saran untuk menciptakan suatu komunitas, ya katakanlah seperti NyambungTerus dan XLJagoan Muda itu pun hanya digawangi oleh pelajar. Alangkah melebarnya traffic yang akan diperoleh jika lagi-lagi menjadi Pioner dalam membuat komunitas sosial budaya untuk Indonesia. Semakin luas interaksi sosial masyarakat satu sama lainnya maka semakin besar juga kemungkinan mendapatkan akses untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang berkualitas dan tentunya lebih baik dari sebelumnya.
3. Pendidikan.
Seperti yang sudah saya jelaskan di dalam singkup Internet dan Ekonomi di atas, disini akan dijelaskan lebih rinci lagi tentang factor Pendidikan di masyarakat Indonesia.
Seperti contoh kecil yang saya lakukan saat ini, menulis tentang kekurangan Indonesia dan mencari solusi pencerahan untuk lebih baik lagi dari sebelumnya. Agar bisa terbaca dengan luas, saya publikasikan melalui Media seperti; Blog, Koran, Majalah, dan berbagai media lainnya. Semua itu saya dasari atas nama Pendidikan, coba tidak ada pendidikan, sangat tidak mungkin saya bisa mengenal tulisan, bisa membaca, bahkan dapat merespon apa itu teknologi.
Banyak orang bilang bahwa “Ilmu tak akan ada habisnya” . hal itu benar adanya, hingga sedalam apapun juga kita menggali ilmu, saya pastikan tidak akan pernah habis kita gali. Namun saat ini kendala yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah ketidak serasian antara Swadana dan Swadaya masyarakatnya. Banyak terbukti jika kita mengungkap kenapa Indonesia sulit menjadi Negara maju, factor utamanya ya tetap pendidikan. Memang benar sejak tahun Bung Karno pendidikan adalah yang terpenting dalam memupuk Bangsa untuk memperbaiki perekonomian dalam jenjang yang semakin meningkat. Seperti yang sudah di definisikan oleh United Nation Development Programe (UNDP) human development index (HDI) masyarakat Indonesia pada tahun 2007 berada pada urutan ke-107 dari 177 negara di dunia. Di ASEAN kualitas hidup masyarakat menempati urutan ke-7 dengan skor 0,728. dari hal ini maka jumlah orang miskin di Indonesia berlipat-lipat atau sekitar 46% dari penduduk Indonesia yang ada. Kekurangan ini merupakan pandangan dari keterbelekangan bangsa dalam berbagai faktor. Yang jelas saya sebut pertama adalah pendidikan. Namun pendidikan sebagai mesin pencetak masyarakat pintar belum mampu berbuat banyak dalam merubah kondisi keterbelakangan masyarakat tersebut. Sekarang kita wajib ketahui dari hasil survei World Competitiveness Year Book (WCYB) dari tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti, Indonesia berada di urutan 39. Pada tahun 1999, dari 47 negara yang ditelaah, Indonesia berada pada urutan 46. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47 dan pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati peringkat 53. waah.. sekarang saya mohon semuanya untuk membantu pikiran bagaimana caranya agar bisa ada di peringkat top 10. bisa ngak teman-teman..????????
Dari lemahnya pendidikan di Indonesia ini, sudah banyak terbukti bahwa semakin banyak juga pengangguran yang muncul di kalangan kelas terdidik, pengalaman saya pribadi, teman Sarjana-1 saja lebih dari 40 yang menjadi pengangguran.. hmmzz,, kalau teman anda berapa hayoo..???? J
Pendidikan yang belum mampu mencerdaskan bangsa ini salah satunya di pengaruhi oleh rendahnya sarana dan prasarana pendidikan. Mulai dari jumlah bahan bacaan sampai pada pendidikan guru merupakan permasalahan dalam dunia pendidikan di bangsa ini. Kita review dulu deh dari bahan bacaan secara fakta, Negri ini baru hanya mampu menerbitkan buku 10.000 judul dalam setiap tahunnya, sedangkan surat kabar hanya mampu melayni masyarakat dengan rasio 1:45. (Media Indonesia, 27 Mei 2007).
Dari hal ini, saya memperhatikan bahwa rendahnya pendidikan di Indonesia ini saya lihat dari sumber atau pengelola atau mesin pendidikannya tersebut, yaitu Guru. Yaah, kualitas guru yang belum memadai taraf pemaksimalan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data kelayakan guru dalam memberi pelajaran secara efisien. Menurut Balitbang Depdiknas Guru-guru Indonesia yang layak mengajar untuk tingkat SD baik Negeri maupun Swasta hanya baru 28,94%. Guru SMP Negeri 54,12%, Swasta 60,99%, Guru SMA Negeri 65,29%, Swasta 64,73 %, Guru SMK Negeri 55,91 %, Swasta 58,26 %. Secara mendasar di tingkat SD adalah opsi awal dalam mencerdaskan anak Bangsa. Pendidikan guru menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan. Dari 2,7 juta orang guru di Indonesia hanya sepertiga atau 35% saja yang berpendidikan S1 (Republika 2008). Sedangkan di Sekolah Dasar guru berpendidikan S1 baru sekitara 10% sedangkan menurut undang-undang no 14 tahun 2005 guru Sekolah Dasar Harus S1. Hasil penelitian Hattie (2000) menemukan bahwa mutu pembelajaran sangat ditentukan oleh pendidikan Guru, sebanyak 63% pendidikan Guru mengerahkan kualitas pendidikan jika dibandingkan dengan variabel lainnya di dunia sekolah. Jika saya kembali menuntut tentang Swadana da Swadaya yang tidak terfokus akan tingginya nilai pendidikan, seperti pertanyaan yang selama ini saya vakumkan di dalam pikiran, “kenapa individu dan lembaga yang terbilang tinggi taraf pendidikannya di daerah pedalaman, hingga lebih-lebih mejunjung tinggi brand Indonesia di tinggkat Internasional/Dunia, seperti contoh teman saya pada tahun 2007 bernama Andi Oktavian Latief sebagai peraih medali emas dalam olimpiade fisika dunia tingkat SMA. Dan di Tahun 2010 ini menyusul adik tingkatnya bernama Mahibul Maromi (fisika). Serta pada tingkat SMP yang juga dalam tingkatan Internasional/Dunia atas nama Alissya Diva Mustika (Sains). Dengan sarana dan prasana yang tidak lebih dari cukup, kenapa mereka bisa bisa membangitkan nama Indonesia di mata Dunia, sedangkan didaerah metropolitan dengan sarana dan prasarana yang sudah lebih dari cukup sulit untuk membangkitkan semangat dan mencetuskan hal yang tidak mungkin..???? jika kita bandingkan secara fisik, kita sama-sama normal dan memiliki porsi makan yang sama, perbedaanya saya definisikan dari segi pendidikan, daya pikir, budaya dan pergaulan yang sangat bertolak belakang.
Indonesia sangat butuh nafas dalam meningkatkan factor pendidikan, tapi ketika nafas itu ada, kenapa selalu dicabut bukannya dibudayakan…???? Tak dapat berkata banyak dalam hal ini, yang jelas saya pribadi tak dapat memungkiri bahwa Indonesia adalah Negara Mistis. Hal yang samara akan nampak nyata, dan hal nyata akan menjadi samara. Yaah, wajar jika peningkatan factor pendidikan sulit untuk terwujud. Salah satu pandangan lagi, mereka (pelajar) tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi dengan pendidikan yang mereka visi misikan, sementara”di atas” sana saling menjatuhkan, dampaknya mereka (pelajar) yang menjadi korban kekejian politik demi uang tersebut.
Naah,, setelah saya membahas tentang kenapa pendidikan di Indonesia seperti Jailangkung…??? Sekarang saya akan mendeskripsikan tentang sangkut paut pendidikan dalam bidang teknologi. Semakin canggihnya teknologi tercipta, tentunya semakin canggih juga pendidikan dan ilmu yang ada. Seperti halnya didunia telekonunikasi. Saya pribadi sempat menghela nafas panjang atas cepatnya perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Seperti saat ini yang direncanakan akan lahir kembali fasilitas 4G, wooow…. Setelah 3G dan 3,5G terwujud, kini 4G yang akan menjadi sasaran peminat telekomunikasi yang ingin lebih lengkap dan sempurna. Dari respon terbitnya 3G yang lalu, antusiasnya masyarakat Indonesia menyambut 3G cukup respect namun traffic yang didapat tidak begitu meluas. Hal itu dikendalai oleh beberapa faktor yang tak dapat dipungkiri lagi adalah faktor perekonomian masyarakat, sedangkan dalam menyambut 4G yang akan launcing di Indonesia, sambutan tersebut saya pastikan hanya dapat dinikmati oleh kalangan berdasi/menengah keatas, selain tarif yang tentu lebih besar dan pembelian handphone yang cukup tak terjangkau. Jalan alternative untuk mewujudkan traffic yang luas dan sedikit banyak masyarakat menengah kebawah juga bisa menikmati 4G tersebut adalah, mengembangkan teknologi 4G tersebut menjadi suatu perangkat Eksternal di handphone yang ada (hehehehehe,,, ya soalnya masyarakat Indonesia dikalangan menengah kebawah untuk membeli barang elektronik masih memikir 7x). hal itu akan menjadi bijak jika 4G diwujudkan menjadi perangkat eksternal. Selain itu adalah tarif 4G yang tentunya lebih mahhhaaalll, membuat masyarakat berpikir lebih jauh lagi tentang perekonomian. Saran saya bagi operator seluler, terbitnya 4G di Indonesia dominant akan berdampak negative, karena apa..??? dengan fasilitas kamera yang lebih bersih, tentunya terjadi penyalah gunaan bagi pemuda penrus bangsa dan pendidikan. (jelas adanya, dulu saja watu lahir 3G banyak remaja menggunakanya sebagai media seks via 3G) semakin ada fasilitas 4G, waaah, semakin 3 dimensi tuh.. hehehehehe… tapi hiraukan hal ini jika nantinya ada ketentuan dan syarat yang berlaku dalam menyambut lahirnya 4G tersebut, intinya hal itu sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan tentunya.
Ada beberapa usulan dari diri saya selain penjelasan ditulisan ini paling atas tadi untuk peduli dan memperhatikan pendidikan di Indonesia. Tidak lain diantaranya adalah:
1. Membantu memberikan pinjaman/cicilan Laptop dan seperangkat Modem untuk lembaga-lembaga Sekolah. Hal ini sangat membangun tingkat pendidikan dengan lebih mudahnya mencari sumber dan alat pembelajaran. Jika ingin lagi menjadi pelopor/pioner untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, ciptakan kerja sama dengan pemerintah agar kiranya mengganti papan tulis menjadi layar dengan proyektor dan seperangkat alat pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD). Meski hal itu berupa cicilan yang didanai oleh PT. XL Axiata.
2. Mendonasi pembangunan sekolah diwilayah pelosok-pelosok Negeri yang tentunya Pemerintah saja belum tentu mejangkaunya.
3. Lebih baik menguasai masyarakat menengah kebawah untuk kiranya lebih mengerti keadaan ekonomi dan pendidikannya, seperti salah satu contohnya adalah, masyarakat menengah kebawah lebih memilih komunikasi yang lancar dari pada eksistensi teknologi seperti 4G tersebut. Maka lebih baik pihak operator lebih mengerti, dalam artian; bekerja sama dengan perusahaan handphone yang telah diyakini masyarakat menengah kebawah tentang kualitasnya seperti Nokia, untuk kiranya lebih fokus lancarnya komunikasi dengan memproduksi handphone berharga 100 Ribuan. Tidak perlu mewah, yang penting bisa Telepon dan SMS. Dari hal itu, dampak negatif akan sulit terjelajah oleh para remaja, karena tidak terfasilitasi dengan adanya kamera dan video didalamnya, mungkin diusahakan tetap difasilitasi media player untuk pemutar musik.
4. Dan yang terakhir adalah TIKUS. Yaa.. TIKUS…!!!! Semua berawal dari seekor tikus, tanpa Inspirasi semuanya akan sia-sia. Hmmmzz.. biarin deh operator lain mau jungkir balik seperti apa, yang jelas operator ini TIDAK MENGEKOR.
Dari ke empat usulan tersebut, mungkin bisa lebih memprioritaskan pendidikan dalam upaya peningkatan dan mempermudah peningkatan pendidikan di matarakat Indonesia (umumnya) dan di wilayah keterbelakangan teknologi (khususnya).
Dari semua kesimpulan diatas. Teknologi, Ekonomi dan Pendidikan di Indonesia adalah suatu kebutuhan yang sangat menunjang untuk menjadi besarnya Bangsa ini, tak lepas dari itu semua adalah Jaringan Telekomunikasi yang sangat diharapkan masyarakat untuk kiranya lebih dipermudah, praktis, ekonomis, dan se-efisien mungkin mengerti masyarakat Indonesia, baik dalam hal Jaringan, Tarif, dan konsukensi operator membudayakan seni komunikasi yang inovatif, perspektif, aktif, dan produktif.
Ouuups.. ada satu usulan lagi dibenak saya, Alangkah lebih terbukanya sinar sang fajar bila PT. XL Axiata bekerja sama dalam hal perkembangan musik tanah air. Seperti contoh; Pengadaan Event Nasional untuk turut melahirkan Musisi Indonesia. Ajang yang sangat Populer saat ini. Saya pastikan 97% respon para remaja Indonesia antusias menanggapinya. Lebih dari banyak band-band yang tak ter-arah, kesempatan ini adalah suatu kesempatan dimana adanya perpaduan antara Produk dan Seni serta saling berbaur demi tujuan yang tentunya saling menghasilkan, seperti brand-brand rokok ternama di Indonesia, dibanding brand-brand rokok tersebut, saya yakin jika pihak operator yang mencetuskan akan lebih luas trafficnya, karena apa??? Karena brand-brand rokok sulit menembus wilayah dilingkungan sekolah, bayangkan jika PT. XL Axiata yang menjadi pelopor/pioneer dalam hal tersebut..!!!! Semoga didengar dan terwujud.
Visi dan misi adalah kunci dimana kesuksesan akan terwujud dalam segala hal. Utamakan pelayanan, hargai sang waktu melebihi menghargai diri sendiri, dan bangunlah selagi mampu untuk membangun, Karen apapun yang kita bangun, tentunya akan membangun kita. Semoga menjadi suatu pencerahan bagi Tanah Pertiwi ini. Salam Harmoni buat Yang Terhormat Bapak, dengan Tanggal Lahir 23 April 1957. Anda adalah seerang “TIKUS” yang saya sebutkan tadi, sebagai eks dari Indosat, telah lahir dan mewujudkan sebagian mimpi Indonesia.
10 comments:
Waah, Promo ya om.. :D
ada kuis lagi ya kak? mohon infonya ya. :)
Dari mana buat kesimpulan seperti itu kang? menurut artikelnya sih dari sumber, tapi yang saya rasakan xl itu bohongan kang. xixixixixixi... abis tarifnya rubah2 gak jelas. menurut yang nulis artikel ini gmana?
Niceeee.. :D
Terima kasih tulisannya om.
Alhamdulillah. waa Syukurillah..
bagaimana jika yang bersangkutan hanya mementingkan perusahaannya sendiri? apa guna tulisannya om?
bagus, yhank you ya atas tulisan ini.
Semenanjung pencerahan, semoga berkelanjutan dan tidak vakum di tulisan saja. Bangkitlah Indonesia.
Ibarat Senja, yang selalu diikuti malam yang kelam. Terwujudlah suatu asa suram tuk menyambut sang fajar yang penuh makna setiap langkah yang ada. Inspirasi adalah modal dimana kita untuk lebih berkembang dari sebelumnya. bukankah seperti itu sobat.. :)
Post a Comment