Mau dibawa Kemana . Batik Indonesia!!!!
Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar dibidang kependudukan dan lingkungan hidup. Penopang utama pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri yang mencapai pertumbuhan rata-rata sebesar 10,17% pertahun. Keberhasilan pembangunan dalam bidang sosial ekonomi ditandai oleh meningkatnya pendapatan perkapita penduduk.
Pertumbuhan tersebut menimbulkan peluang dan munculnya hambatan dan kendala distribusi pembangunan yang belum merata hingga kepelosok daerah pedesaan. Hasil pembangunan yang belum dinikmati oleh kelompok lapisan tingkat bawah. Banyaknya kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, khusunya dipedesaan, sehingga masih banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Selain disebabkan oleh faktor penduduk desa yang terpuruk kelembah kemiskinan akibat dampak ketidak merataan pendistribusian hasil-hasil pembangunan juga dipengaruhi oleh sikap mental penduduknya yang mengalami kemiskinan secara alamiah maupun kultural. Seperti catatan saya sebelumnya [blog clickdeh]. Aspek lain adanya tantangan terhadap kemiskinan penduduk yang umumnya berada diwilayah pinggiran dan pelosok pedesaan berupa tantangan transformasi internal dan eksternal masyarakat tersebut. Mari kita kaji tantangan tersebut;
Tantangan transformasi internal tersebut meliputi :
a. Tekanan pertambahan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang memadai.
b. Dorongan urbanisasi untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan lainnya dikota yang sarat dengan berbagai fasilitas dibandingkan dengan fasilitas di daerah pinggiran dan pelosok pedesaan.
Sedangkan tantangan transformasi eksternal masyarakat meliputi:
a. Perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi yang sering kali tidak menguntungkan masyarakat pinggiran dan pelosok desa, bahkan banyak menimbulkan kesenjangan dan goncangan tatanan kehidupan sosial perekonomiannya.
b. Rangsangan media masa yang cenderung membangkitkan angan-angan terhadap kepemilikan barang konsumtif dan kebutuhan lainnya yang tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat untuk memiliki, menggunakan dan memeliharanya.
Dari 2 tantangan tersebut, saya menyimpulkan gejala nyata yang menyebabkan munculnya dan menjamurnya kemiskinan di Indonesia, diantaranya:
1. Sempitnya kepemilikan lahan.
2. Berlangsungnya sistem penguasaan tanah yang kurang seimbang.
3. Kurang memadainya pengetahuan dan keterampilan baik dalam tingkatan maupun jenisnya.
4. Lingkungan sosial budaya yang mengakibatkan kurang tingginya hasrat untuk labih maju dalam kehidupan duniawi.
5. Tidak atau kurang adanya alternatif mata pencaharian selain yang dijalaninya.
6. Sulitnya sistem perkreditan yang sesuai dengan pola mata pencaharian masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan.
7. Kuatnya kedudukan monopoli dan momopsoni yang dihadapi oleh para petani dan pengusaha kecil baik dipinggiran maupun dipelosok pedesaan.
8. Tempat pemukiman yang terisolasi.
9. Adanya pejabat-pejabat dan petugas-petugas Negara/pemerintah yang kurang menyadari akan fungsinya sebagai pelayanan masyarakat di Indonesia.
10. Adanya kelompok orang yang demi kepentingan pribadi berbuat hal-hal yang menghalangi masyarakat pinggiran dan pelosok untuk dapat lebih maju dan berkembang.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kemiskinan dan rendahnya perekonomian di Indonesia, dari ini juga harus mengetahui beberapa kebijaksanaan pembangunan untuk masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan masyarakat tersebut, yang diantaranya adalah:
1. Strategi Pertumbuhan.
Dimaksudkan untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan kemampuan konsumsi mayarakat baik dipinggiran kota maupun di pelosok pedesaan.
2. Strategi Kesejahteraan.
Dimaksudkan untuk memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan penduduk masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan melalui pelayanan dan peningkatan pendidikan. Penanggulangan urbanisasi, dan perbaikan pemukiman penduduk.
3. Strategi Tanggap Terhadap Kebutuhan Masyarakat
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar, guna memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi dan sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan pembangunan.
4. Strategi Integratif atau Menyeluruh
Strategi ingeratif ingin mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan dalam proses pembangunan pedesaan. Strategi ini berbeda dengan pendekatan lainnya. Fungsi yang dijalankan lebih mendasar, beragam dan komplek.
Strategi integratif pembangunan masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan secara struktural terlihat jelas pada unsur pendekatan yang digunakan, yaitu:
a. Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, dan kesejahteraan.
b. Sarananya adalah membangun kemampuan masyarakat untuk melaksanakan pembangunan bersama pemerintah.
c. Fungsi lingkungan masyarakat yang beraneka ragam dan kompleks.
d. Dasar asumsinya adalah pemerintah dapat mengambil kebijakan yang bertujuan merestrukturalisasi hubungan kekuasaan dalam masyarakat.
e. Srtuktur birokrasi adalah struktur desentralisasi yang hierarki dan fungsional dengan mekanisme dan prosedur kegiatan yang permanen bagi terciptanya integrasi vertikal dan horizontal.
f. Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik permanen disemua tingkatan, fungsi kebutuhan dan mekanismenya.
g. Arus komunikasi sebagai saluran dan bentuk sarana komunikasi yang persuasif dan edukatif.
h. Tempat prakarsa adalah kelompok masyarakat melalui pengumpulan informasi.
i. Indikator prestasi yang dicapai lebih diarahkan pada perbaikan persamaan pemerataan keadilan, dan kesejahteraan.
Demikian kebijaksanaan pembangunan untuk masyarakat pinggiran maupun dipelosok pedesaan, dan dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa kemiskinan di Indonesia terjadi karena sempitnya kepemilikan lahan, kurang adanya alternatif untuk mencari mata pencaharian lain, selain yang dijalaninya. Tempat pemukiman yang terisolasi, maka dengan ini dibuatlah pembangunan masyarakat pinggiran maupun pelosok pedesaan serta akses program impres desa tertinggal, tentunya agar kehidupan masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan lebih baik lagi dari keterpurukan ini, tentunya dapat jadikan aset Negara yang sangat tinggi nilainya.
Alam yang menyegarkan, namun dibalik keindahan tersebut juga menyimpan derita dalam sarana, prasarana serta rendahnya perekonomian. foto tersebut sengaja saya abadikan sejak Pebruari 2009 lalu di daerah Pelosok Pedesaan.
Lanjutkan lagi ya. dari pembahasan diatas, maka dibutuhkannya 3 faktor dalam menerapkan stabilitas dan peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia (umumnya) dan untuk masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan (khususnya), diantaranya adalah:
1. Tenaga Kerja.
2. Kesempatan Kerja.
3. Dan Transmigrasi.
Masalah-masalah ketenaga kerjaan di Indonesia yang diperkirakan masih tetap menonjol adalah sebagai berikut: Pertama, adalah tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi juga. Pada tahun 1961 jumlah angkatan kerja adalah 34,8 juta orang, kemudian meningkat menjadi 40,4 juta pada tahun 1971, dan pada tahun 1980 meningkat lagi menjadi 53,3 juta orang. Dengan demikian pertumbuhan angkatan kerja rata-rata per tahun pada dasawarsa 1961 - 1971 adalah 1,5 persen dan pada dasawarsa 1971 - 1980 adalah 3,1 persen. Adanya kelebihan tenaga kerja secara umum telah menimbulkan bukan hanya masalah penyediaan lapangan kerja tetapi juga masalah perlindungan tenaga kerja [buku agenda tahunan sensus penduduk]. Kedua, adanya tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah. Kelompok angkatan kerja yang belum tamat sekolah dasar atau tidak sekolah sama sekali pada tahun 1980 adalah 29,4 juta orang, dan tahun 1990 meningkat menjadi 34,5 juta. Bersamaan dengan itu, kelompok angkatan kerja yang berhasil menamatkan perguruan tinggi pada tahun 1990 hanya sekitar 700.000 orang atau kurang dari 1,0 persen dari seluruh angkatan kerja. Banyaknya kelompok angkatan kerja berpendidikan rendah berkelanjutan dengan akibat tingkat produktivitas dan tingkat pendapatan yang juga rendah [buku agenda tahunan sensus penduduk]. Ketiga, adanya ketidakseimbangan dalam penyebaran penduduk dan tenaga kerja di antara pulau-pulau di Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja berada di Pulau Jawa yang merupakan bagian kecil dari seluruh wilayah Indonesia. Masalah ini mempersulit pemanfaatan dan penyaluran tenaga kerja dalam rangka penggunaan sumber-sumber alam yang optimal, khususnya di daerah yang kekurangan tenaga kerja. Keempat, adanya tingkat pendayagunaan angkatan kerja yang masih rendah. Pada tahun 2000-an, angkatan kerja yang dianggap bekerja penuh, yaitu yang bekerja (2/3) duapertiga atau lebih dari jam kerja normal per minggu, adalah 74,9% dari angkatan kerja. Jam kerja normal adalah 36 jam per minggu untuk sektor pertanian dan 48 jam per minggu untuk sektor non pertanian. Angkatan kerja selebihnya yaitu 25,1% bekerja kurang dari duapertiga jam kerja normal per minggu. Kelompok angkatan kerja ini sering diklasifikasikan sebagai kelompok setengah penganggur atau pengangguran yang tersembunyi. Kelima, keadaan pasar tenaga kerja yang belum mampu menyalurkan tenaga kerja secara efisien dan efektif sehingga mengakibatkan banyak tenaga kerja yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kelebihan tenaga kerja pada suatu lapangan pekerjaan atau suatu daerah belum tentu dapat memperoleh pekerjaan di lapangan pekerjaan lain atau daerah lain. Hal ini sebagian karena kurangnya informasi mengenai kesempatan kerja, atau kurang sesuainya keterampilan yang tersedia, maupun karena kurang mampunya tenaga kerja untuk membiayai perpindahan. Situasi kelebihan tenaga kerja secara umum dan masih belum sempurnanya pasar tenaga kerja telah menimbulkan adanya syarat-syarat kerja dan kondisi kerja serta kesehatan kerja yang kurang wajar dan layak untuk kalangan tersebut.
Perluasan dan pemerataan kesempatan kerja, serta peningkatan mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor. Dalam hubungan ini program-program pembangunan sektoral maupun regional perlu selalu mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin. Dengan jalan demikian maka di samping peningkatan produksi sekaligus dapat dicapai pemerataan kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya. Selanjutnya perlu diambil langkah-langkah diberbagai sektor secara terkoordinasi dan terpadu untuk membina dan mengembangkan kemampuan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Dalam rangka usaha menanggulangi masalah ketenaga kerjaan telah saya rumuskan empat wujud kebijaksanaan, diantaranya: Pertama, kebijaksanaan umum dibidang ekonomi dan sosial. Di bidang ekonomi, kebijaksanaan fiskal, moneter dan investasi diarahkan ke pada penciptaan iklim dan kerangka pengambilan keputusan yang mendorong perluasan lapangan kerja antara lain melaksanakan pola produksi yang padat karya. Di bidang sosial, kebijaksanaan kependudukan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, dan di bidang pendidikan kegiatannya diarahkan untuk dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang memadai baik dari segi jumlah maupun mutu sesuai kebutuhan kegiatan pembangunan. Kedua, kebijaksanaan sektoral yaitu kebijaksanaan diberbagai sektor di samping meningkatkan produksi juga diarahkan untuk dapat memperluas kesempatan kerja semaksimal mungkin melalui pilihan penggunaan canggihnya teknologi yang ada. Ketiga, kebijaksanaan daerah yaitu dengan menyebarkan dan memanfaatkan tenaga kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan tenaga kerja, antara lain melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD). Keempat, kebijaksanaan khusus yaitu kebijaksanaan yang secara sadar diarahkan agar dalam waktu relatif pendek baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menciptakan lapangan kerja, terutama untuk golongan masyarakat yang berpenghasilan didaerah pinggiran dan peslosok desa yang tidak memiliki lahan pekerjaan.
Sehubungan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas maka dari ini lebih ditingkatkan perencanaan ketenaga kerjaan yang terpadu dengan sasaran yang meliputi alternafif sebagai berikut :
1. perluasan peluang lapangan kerja dalam jumlah yang memadai sehingga mampu memberi lapangan kerja kepada angkatan kerja baru yang masuk pasar kerja dan sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada. Perluasan lapangan kerja ini dapat dicapai dengan mengusahakan agar pelaksanaan setiap program pembangunan baik negeri maupun swasta menghasilkan lapangan kerja produktif semaksimal mungkin.
2. pembinaan dan pengembangan angkatan kerja dalam jumlah yang sesuai dengan pertambahan angkatan kerja baru di berbagai sektor dan daerah. Hal ini dicapai terutama dengan pengembangan sistem pendidikan dan latihan yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang berpendidikan dan terampil sesuai dengan kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan pembangunan tersebut.
3. pembinaan, perlindungan dan pengembangan angkatan kerja yang sudah bekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka dan mewujudkan stabilitas yang dinamis di perusahaan-perusahaan melalui hubungan perburuhan yang serasi antara buruh dan pengusaha yang dijiwai oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4. meningkatkan fungsi pasar kerja sehingga penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja dapat terlaksana dengan lebih baik. Hal ini dicapai antara lain dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja terutama yang berusia muda dan pengembangan serta penyempurnaan sistem informasi tenaga kerja.
5. perencanaan tenaga kerja yang terpadu juga ditujukan untuk mengurangi laju pertumbuhannya, serta meningkatkan mutu tenaga kerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar dapat berperan sebagai salah satu modal dasar pembangun baik negeri maupun swasta.
Sebagian besar kelemahan angkatan kerja di Indonesia masih tetap berada di daerah pinggiran dan dipelosok pedesaan. Masalah pokok yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya produktivitas yang berkelanjutan dengan rendahnya pendapatan/pengahsilan. Keadaan ini pada umumnya dialami pada daerah-daerah pinggiran dan dipelosok pedesaan yang padat penduduknya, sumber daya alam terbatas, kegiatan ekonomi yang monokultura dan rawan terhadap bencana alam. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilaksanakan berbagai kegiatan seperti proyek-proyek padat karya gaya baru, bantuan pembangunan daerah tingkat dua, dan proyek reboisasi dan penghijauan serta bantuan-bantuan bijak dari pihak perusahaan juga sangat penting dalam mewujudkan pencapaian kualitas kehidupan layak di Indonesia.
Adakalanya jika dilihat dari lemahnya lahan dan produktivitas, pemberdayaan dalam memberikan peluang usaha bagi masyarakat Indonesia di daerah pinggiran dan pelosok pedesaan dengan langkah menerapkan industri kreatif semampu kenyataan yang dialami mastarakat tersebut. Memang benar adanya jika kembali menerapkan industri kreatif di Indonesia, pemerintah selalu memandang sebelah mata, namun belakangan ini, sudah ada gejala positif dari pihak Negara dan pemerintah dalam perkembangan industri kreatif baik dalam bentuk perusahaan maupun individual (rumahan). Ada beberapa metode baru di tahun 2011 ini tentang industri kreatif yang tentunya untuk membantu meningkatkan kualitas perekonomian dalam kemasan sebagai berikut: Pertama adalah Kerajinan, dari segi kerajinan, dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah juru dari segala kerajinan, dapat kita lihat sudah berapa banyak kerajinan dari tangan terampil masyarakat Indonesia yang sudah mendunia. Ada contoh nyata lagi yang tentunya tidak perlu mengeluarkan banyak modal namun income yang luar biasa, bisnis ini akan saya kembangkan untuk sahabat-sahabat UKM yang pasti mampu untuk melakukannya, diantaranya; Membuat bel rumah (bel angklung) dari Limbah (kaleng minyak wangi-parfum). Daya kreativitas tersebut sudah sering saya lestarikan walau hanya sebatas hiburan. Dan kita coba membuat kripik dari daun sirih “Kripik Hati” (Saya menyebutnya), pemikiran ini juga sudah saya teliti semasa masa kuliah dulu, kenapa pilih daun sirih? Saya pilih karena khasiatnya yang multi untuk berbagai penyakit, daun sirih tersebut memiliki kandungan zat seperti minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, cyneole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati. Untuk proses pembuatanya mudah, siapkan secukupnya daun sirih jawa (daunya lembut, wangi, dan berwarna hijau rumput), rendam di air bersih selama 30 menit (cuci), rebus daun sirih tersebut hingga berwana agak kecokelatan, tiriskan dan siapkan; jika 400 gr tepung tapioca, maka 180 gr tepung beras, 400 cc santan dan 3 kuning telur. 4 sendok teh garam, 2 sendok the kembar bubuk, dan 1.1/2 sendok makan. Aduk merata. Setelah itu, ambil satu persatu daun sirih yang sudah ditiris, masukkan kedalam adonan bumbu tersebut, siap goreng. Yah begitulah cara mudahnya, setelah digoreng dan ditiris minyak sawitnya. Siapkan kemasan berupa plastik. Dan siap dipasarkan. Waah.. salah satu industri rumahan yang efektif dan efisien bukan…!!!!! Semoga sahabat-sahabat UKM dapat menerapkan hal tersebut. Dan yang kedua adalah “Jasa” yang bverupa Pengiklanan, Pengiriman, Desain Grafis, dll. sudah banyak contoh jasa-jasa seperti yang saya sebut, pembuatan spanduk, baleho, sticker, sablon, dll, namun hal itu telah lenyap karena adanya teknologi yang semakin berkembang, sehingga jasa pembuatan baleho, spanduk, sticker, sablon, secara manual tersebut musnah dengan hadirnya mesin pencetak yang dapat dikatakan “Printer”. Hal tersebut kurang menunjang untuk kelangsungan hidup masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan, mungkin jika ada yang bakat dalam hal seni, sangat bisa dijadikan modal utama untuk memperbaiki perekonomian tersebut, dengan dasar melukis, dapat dengan mudah memberikan jasa lukis walau sekedar mempomosikan diri dipinggir jalan, tentunya tidak mengganggu lalu lintas dan tidak melanggar segala peraturan lalu lintas yang ada. Namun hal ini hanya dapat dinikmati oleh orang-orang tertetu yang berbasis seni. Jadi kurang prospek untuk dilakukan semua kalangan masyarakat. Ketiga adalah entertainment (dapat berupa film, musik, fotografi, televisi, radio dll), namun hal ini tidak terjangkau oleh masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan. Terlalu tinggi modal yang ada, sedangkan jika kembali ke awal, masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan sangat melemahnya lahan yang ada dan daya produktivitas serta kreativitas yang tidak memungkinkan. Sebenarnya ribuan lagi ide-ide yang dapat dieksplorasi untuk industi kreatif. Sudah menjadi rahasia dapur umum, bahwa perekonomian dalam hal industri kreatif di berbagai Negara maju telah memiliki konsep yang jelas arah dan tujuannya.
Jika Kita ambil contoh dari Negara lain, seperi Amerika Serikat, Inggris , dan Jepang sudah sangat menikmati devisa dari perkembangan industri tersebut. Jika kita tinjau prestasi perkembangan industri kreatif di Jepang, tentunya masih jauh di atas Indonesia. Salah satu contoh industri kreatif di Jepang sendiri adalah dengan berkembang pesatnya industri yang berkaitan dengan anak-anak. Seperi komik, film kartun, dan masih banyak lagi. Sedangkan di Amerika tidak kalah kreatifnya, pasar Hollywood dan buku-buku motivasi yang telah mendunia, serta industri musik yang juga telah menguasai dunia menjadi salah satu bidang yang penyumbang devisa terbesar di Amerika. Semua itu terjadi karena adanya kepastian hukum dan adanya hak-hak industri kreatif yang dapat dijalankan dengan baik (dimana sangat kecil sekali untuk terjadinya pembajakan). Bagaimana dengan Indonesia? Jawabannya jelas masih sangat jauh dari harapan. Namun secerca harapan pun sudah mulai muncul ke permukaaan. Pada tahun 2007, diberitakan oleh [koran tempo], pertumbuhan industri kreatif telah mencapai angka 15% dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindekasikan bahwa perkembangan dunia industri kreatif tidak berjalan di tempat. Kemudian pada tahun 2009. Berbagai kalangan masih berpikir optimis dalam dunia industri ini. Tahun 2009 diperkirakan industri kreatif dalam bidang layanan akan mengalami perkembangan bagus. Seperti dalam bidang online, diperkirakan akan menjadi salah satu trend center dalam perkembangan industri ini. Hal ini ditambah fakta dengan perkiraan pengguna internet akan menyentuh angka kurang lebih 30 juta user di tambah dengan 100 juta user mobile, menjadikan media online merupakan market yang sangat besar untuk diabaikan oleh para pembisnis. [go-kerja].
Apalagi yang kita pikirkan, berbuatlah selagi mampu berbuat. Sadarlahlah sahabat bahwa hal baik apapun yang kita bangun tentunya lambat laun akan membangun kita. Jangan sia-siakan waktu. Ada prospek baik di 2011 industri kreatif untuk wilayah Jawa Timur (Jatim) sahabat. Jatim akan mendorong perkembangan industri kreatif di pasar nasional dan pasar global pada 2011. Mengingat besarnya potensi industri ini untuk dapat terus dikembangkan. Dibanding Jawa Barat (Jabar) dan Bali, Jatim sejauh ini belum terkoordinasi dengan baik sehingga belum memberikan hasil yang optimal.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, Ir Budi Setiawan MMT menyatakan, Jatim memiliki sekitar 4,2 juta Usaha Mikro Kecil Dan Menegah (UMKM) yang telah terbukti memberi kontribusi besar pada PDRB Jatim. ''Sehingga kami akan mendorong perkembangan UMKM, terutama pada sektor industri kreatif,'' ujarnya, Senin (29/11). Namun, ujar Budi, untuk dapat bersaing ditingkat global, produksi industri lokal perlu memiliki daya saing sehingga dapat bersaing dengan produk-produk domestik maupun mancanegara. Dikatakannya, Pemprov Jatim terus mengupayakan penciptaan iklim usaha yang kondusif. Memberikan kebijakan peluang UMKM dengan mengurangi beban biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi serta kebijakan menumbuhkan kemitraan dengan saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Artinya kegiatan usaha UMKM dari hilir sampai hulu harus nyambung hingga pada pemasarannya. Jadi membuat mulai bahan baku dari hilir dan hulu merupakan pemasarannya harus baik dan nyambung. Hal ini harus didukung dengan fasilitasi dan promosi dagang, misi dagang produk-produk unggulan baik di dalam dan luar negeri harus baik. Ini terbukti pada 2010 Pemprov Jatim telah memfasilitasi para UMKM untuk pameran dalam negeri 20 kali, 3 pameran di luar negeri dengan omset mencapai Rp6,108 miliar. Selanjutnya mengucurkan kredit Jamkrida dana bergulir dan membeikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan SDM kepada UMKM.
Menurut data dari Bank Indonesia (BI) Pemprov Jatim juga mempunyai dana pihak ketiga di Bank sekitar Rp222,5 triliun, dan yang Rp85,88 triliun akan diusulkan untuk dikucurkan di UMKM. Budi menambahkan, pemerintah kabupaten/kota diharapkan juga memiliki jejaring (linkage) dengan Pemprov. ''Sehingga antara program Pemprov dan daerah dapat bersinergi,'' tandasnya. Sekadar diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu telah menetapkan Indonesia memulai tahun kreatif, pada tahun kreatif itu daerah ditantang untuk menjual suatu gagasan. Karena dengan gagasan yang bagus akan memunculkan sebuah produk yang mempunyai nilai daya saing dan daya jual yang tinggi. [harianbhirawa].
Kelemahannya, masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan tidak dapat melihat di sekitarnya bahwa terdapat banyak sekali peluang dan tantangan yang bisa memberikan dan menghasilkan nilai lebih dan menjadi sebuah industri baru jika dikelola dengan dasar pengelolaan ekonomi yang baik. Dari mulai proses produksi, inventori, sampai dengan distribusi memasarkan. Sebenarnya dalam keragaman budaya, kekayaan alam, dan ciri khas daerah-daerah di Indonesia terdapat potensi yang sangat besar untuk kemajuan industri kreatif serta mudah dalam menghasilkan satu pola gerak nyata bagi pertumbuhan perekonomian di daerah pinggiran bahkan pelosok pedesaan. Saya simpulkan seperti contoh bahan yang tepat dari semua pembahasan diatas adalah; membudidayakan serta mengesplor lebih modern lagi dunia “batik” di berbagai daerah, Kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menggambar/menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Jadi batik merupakan kegiatan melukis dengan menggunakan bantuan dari beberapa titik yang kemudian apabila titik tersebut dugabungakan satu sama lainnya akan membentuh sebuah gambar yang mempunyai nilai seni yang sangat berharga. Hal ini menunjukkan dalam golongan berbasis industri kreatif kerajinan. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya kalangan laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir dan pinggiriran pekerjaan membatik adalah lumrah bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Mengenai baju batik di Indonesia pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya pada masa Orde Baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (Batik Korpri). Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta juga semakin antusias akan harmoninya batik di Indonesia.
Setelah sahabat ketahui tentang asal muasal, perkembangan dan manfaat batik meski hanya sepintas, setidaknya kita mulai berimajinasi dan mengeksplor batik menjadi aset tertinggi bagi Indonesia di balik mata dunia. Dimulai dari diri sendiri, munculkan niat sahabat semua dan terapkan sebagai mana mestinya. Memang sulit untuk memunculkan inspirasi seperti contoh kecilnya yang telah ada dengan batik kontenporer yang didesain di baju modern, hasilnya lebih terlihat bijak dan elegan.
Sudah diperlebar secara rinci tentang tema tulisan ini, dan sekarang kembali pada judul serta menjawab pertanyaan “Mau dibawa Kemana Batik Indonesia!!!!”. Sekarang kita rangkum dari semua pembahasan diatas untuk menjawab judul postingan ini. Telaah kembali bahwa dari pembahsan diatas antara lain; Pertama adalah lemahnya perekonomian di NEGARA INDONESIA, Kedua adalah minimnya lahan pekerjaan bagi masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaaan, sehingga meningkat juga penganguran yang ada. Ketiga Alternatif peluang lapangan pekerjaan dalam metode industri kreatif. Keempat adalah pembudidayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak relevan dikarenakan kurangnya daya produktifitas dan kreatifitas secara riil.
Dari empat faktor tersebut, maka pertanyaan, “Mau dibawa Kemana Batik Indonesia!!!!” maka dengan menghubungkan empat pembahasan tersebut sudah dapat menjawabnya. Hanya saja cara dan idenya yang perlu dipikirkan kembali. Dan jika saya adalah seorang yang memimpin suatu pemerintahan atau perusahaan, dari ini saya cukup memberi opsi sebagaimana tujuan dari tulisan ini. Sebagai Visi yang tepat adalah; Menjadi jaringan Pemerintahan atau Perusahaan terkemuka yang dapat dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan, serta mampu bersaing secara global di dunia internasional. Tak tertinggal untuk mengdongkrak lagi dengan misi-misi yang berkesinambungan seperti; pertama bakti kepada Negara, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan, agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perekonomian. Kedua adalah bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Ketiga meningkatkan nilai tambah dan kinerja finansial pemerintah/perusahaan dengan memperhatikan efisiensi dana dan efektifitas program. Ketiga melakukan perbaikan berkesinambungan diberbagai aspek dengan mengedepankan pembelajaran tenaga kerja dan pembelajaran organisasi, dalam rangka membangun perusahaan/pemerintahan yang tumbuh dan berkembang. Keempat membangun organisasi global yang terpercaya, sehat dan terus bertumbuh serta bermanfaat bagi konsumen, distributor, karyawan, pemegang saham dan masyarakat indonesia pada khususnya, serta di penjuru dunia umumnya. Kelima Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat pencari kerja untuk belajar berwiraswasta mandiri untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak serta memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat tentang manfaat serta arti pentingnya memahami Industi kreatif dan teknologi informasi yang professional. Dan yang keenam misinya adalah melakukan pengelolaan aset secara profesional untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan kualitas/nilai aset yang dikelola. Serta melaksanakan upaya penyehatan kegiatan restrukturisasi/revitalisasi yang transparan, akuntabel dan tepat waktu dan mengoptimalkan kegiatan investasi untuk memberikan nilai tambah bagi Perusahaan dan Negara. Sedangkan tujuannya hanya ada satu, adalah; meningkatkan perekonomian di Indonesia melalui Sumber Daya Alam yang dimiliki.
Dari maksud visi, misi, dan tujuan tersebut, sebagai asetnya adalah batik. Dan sekarang pemecahanya dalam memilih ide-ide batik tersebut mau dikelola menjadi apa, menurut hasil rembukan dari sahabat seniman dan sahabat-sahabat di facebook dan twitter sendiri untuk dapat berpeluang di taraf internasional batik tersebut bisa dijadikan seperti melukis batik pada perobotan sehari-hari, bisa juga dijadikan souvenir seperti contoh ; Souvenir Gelas Bati. Lampu Hias Batik. Sandal Batik. Jam Tangan BatikDan masih banyak lagi contoh-contoh yang dapat kita jadikan gagaasan, sebenarnya, contoh-contoh tersebut sudah bisa menembus pasar Internasional, hanya saja "link" bagi pengusahan industri kreatif tersebut tersedat. dari hal ini, bagi pemikiran saya pribadi, ingin menjadikan artikel ini sebagai pengganti proposal, baik untuk pemerintah (Negeri) maupun perusahaaaan (Swasta). Namun, pemikiran saya lebih cenderung terhadap terhadap kinerja perusahaan dari pada pemerintah. karena faktor tersebut jika perusahaan yang menjalaninya, secara tidak langsung akan sama-sama mendapatkan hasil yang memuaskan. lebih tepatnya lagi perusahaan yang menelanjangi perihal telekomunikasi, alasannya jelas karena butuh link-link pemasaran ke luar negara. jika memang harus salah satu perusahaan telekomunikasi yang mengambil alih program tersebut, saya pribadi lebih percaya terhadap operator senior (PT. XL. Axiata. Tbk). Bukan saya memojokkan, sudah terlihat jelas akan keberanian, konsep, dan arah tujuannya. bukan sekedar basa-basi, sebagai bukti tentang visi, misi dan tujuannya, mari kita lihat foto berikut;
Tahukah sahabat semua tentang kota Pamekasan???? Pamekasan yang terletah di pulau garam, sebagai Ibu kotanya Madura ini mempunyai semboyan kota yang layak jika dinilai dari masyarakatnya. Semboyan tersebut adalah Pamekasan "GERBANG SALAM". bagaimana saya tidak menyalutkan terhadap PT. XL. Axiata. Tbk. tentang hal ini. bukan lebay atau alay kan jika artikel ini memasrahkan diri terhadap kualitas serta kuantitas yang dimiliki oleh operator tersebut.
Pembicaraan dari ujung pena ini tidak lain untuk Indonesia tak lain juga yang imbasnya buat kita bersama Memang banyak artikel-artikel, karya tulis, naskah, dll tentang pencerahan, namun sulit memunculkan gagasan serta menerapkannya. jadi ujung-ujungnya hanya sekedar tulisan belaka.
Semoga Bermanfaat. Regards for World..!!!!
====================================================================
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi :
1. http://go-kerja.com/
2. Agenda Sensus Penduduk 2009
3. Koran Tempo, Juli 2008
4. http://harianbhirawa.co.id/
Sumber sharing :
1. Sahabat-sahabat Seniman Jawa Timur.
2. Kawan Blogger, Facebook, dan twitter.
3. Bapak saya.
Nb : Terima kasih atas referensi sahabat-sahabat dunia maya, dan sahabat-sahabat Seniman yang meluangkan waktunya untuk sharing. Buat Bapak, saya bangga jadi anak bapak.
Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar dibidang kependudukan dan lingkungan hidup. Penopang utama pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri yang mencapai pertumbuhan rata-rata sebesar 10,17% pertahun. Keberhasilan pembangunan dalam bidang sosial ekonomi ditandai oleh meningkatnya pendapatan perkapita penduduk.
Pertumbuhan tersebut menimbulkan peluang dan munculnya hambatan dan kendala distribusi pembangunan yang belum merata hingga kepelosok daerah pedesaan. Hasil pembangunan yang belum dinikmati oleh kelompok lapisan tingkat bawah. Banyaknya kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, khusunya dipedesaan, sehingga masih banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Selain disebabkan oleh faktor penduduk desa yang terpuruk kelembah kemiskinan akibat dampak ketidak merataan pendistribusian hasil-hasil pembangunan juga dipengaruhi oleh sikap mental penduduknya yang mengalami kemiskinan secara alamiah maupun kultural. Seperti catatan saya sebelumnya [blog clickdeh]. Aspek lain adanya tantangan terhadap kemiskinan penduduk yang umumnya berada diwilayah pinggiran dan pelosok pedesaan berupa tantangan transformasi internal dan eksternal masyarakat tersebut. Mari kita kaji tantangan tersebut;
Tantangan transformasi internal tersebut meliputi :
a. Tekanan pertambahan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang memadai.
b. Dorongan urbanisasi untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan lainnya dikota yang sarat dengan berbagai fasilitas dibandingkan dengan fasilitas di daerah pinggiran dan pelosok pedesaan.
Sedangkan tantangan transformasi eksternal masyarakat meliputi:
a. Perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi yang sering kali tidak menguntungkan masyarakat pinggiran dan pelosok desa, bahkan banyak menimbulkan kesenjangan dan goncangan tatanan kehidupan sosial perekonomiannya.
b. Rangsangan media masa yang cenderung membangkitkan angan-angan terhadap kepemilikan barang konsumtif dan kebutuhan lainnya yang tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat untuk memiliki, menggunakan dan memeliharanya.
Dari 2 tantangan tersebut, saya menyimpulkan gejala nyata yang menyebabkan munculnya dan menjamurnya kemiskinan di Indonesia, diantaranya:
1. Sempitnya kepemilikan lahan.
2. Berlangsungnya sistem penguasaan tanah yang kurang seimbang.
3. Kurang memadainya pengetahuan dan keterampilan baik dalam tingkatan maupun jenisnya.
4. Lingkungan sosial budaya yang mengakibatkan kurang tingginya hasrat untuk labih maju dalam kehidupan duniawi.
5. Tidak atau kurang adanya alternatif mata pencaharian selain yang dijalaninya.
6. Sulitnya sistem perkreditan yang sesuai dengan pola mata pencaharian masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan.
7. Kuatnya kedudukan monopoli dan momopsoni yang dihadapi oleh para petani dan pengusaha kecil baik dipinggiran maupun dipelosok pedesaan.
8. Tempat pemukiman yang terisolasi.
9. Adanya pejabat-pejabat dan petugas-petugas Negara/pemerintah yang kurang menyadari akan fungsinya sebagai pelayanan masyarakat di Indonesia.
10. Adanya kelompok orang yang demi kepentingan pribadi berbuat hal-hal yang menghalangi masyarakat pinggiran dan pelosok untuk dapat lebih maju dan berkembang.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kemiskinan dan rendahnya perekonomian di Indonesia, dari ini juga harus mengetahui beberapa kebijaksanaan pembangunan untuk masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan masyarakat tersebut, yang diantaranya adalah:
1. Strategi Pertumbuhan.
Dimaksudkan untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan kemampuan konsumsi mayarakat baik dipinggiran kota maupun di pelosok pedesaan.
2. Strategi Kesejahteraan.
Dimaksudkan untuk memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan penduduk masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan melalui pelayanan dan peningkatan pendidikan. Penanggulangan urbanisasi, dan perbaikan pemukiman penduduk.
3. Strategi Tanggap Terhadap Kebutuhan Masyarakat
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar, guna memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi dan sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan pembangunan.
4. Strategi Integratif atau Menyeluruh
Strategi ingeratif ingin mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan dalam proses pembangunan pedesaan. Strategi ini berbeda dengan pendekatan lainnya. Fungsi yang dijalankan lebih mendasar, beragam dan komplek.
Strategi integratif pembangunan masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan secara struktural terlihat jelas pada unsur pendekatan yang digunakan, yaitu:
a. Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, dan kesejahteraan.
b. Sarananya adalah membangun kemampuan masyarakat untuk melaksanakan pembangunan bersama pemerintah.
c. Fungsi lingkungan masyarakat yang beraneka ragam dan kompleks.
d. Dasar asumsinya adalah pemerintah dapat mengambil kebijakan yang bertujuan merestrukturalisasi hubungan kekuasaan dalam masyarakat.
e. Srtuktur birokrasi adalah struktur desentralisasi yang hierarki dan fungsional dengan mekanisme dan prosedur kegiatan yang permanen bagi terciptanya integrasi vertikal dan horizontal.
f. Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik permanen disemua tingkatan, fungsi kebutuhan dan mekanismenya.
g. Arus komunikasi sebagai saluran dan bentuk sarana komunikasi yang persuasif dan edukatif.
h. Tempat prakarsa adalah kelompok masyarakat melalui pengumpulan informasi.
i. Indikator prestasi yang dicapai lebih diarahkan pada perbaikan persamaan pemerataan keadilan, dan kesejahteraan.
Demikian kebijaksanaan pembangunan untuk masyarakat pinggiran maupun dipelosok pedesaan, dan dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa kemiskinan di Indonesia terjadi karena sempitnya kepemilikan lahan, kurang adanya alternatif untuk mencari mata pencaharian lain, selain yang dijalaninya. Tempat pemukiman yang terisolasi, maka dengan ini dibuatlah pembangunan masyarakat pinggiran maupun pelosok pedesaan serta akses program impres desa tertinggal, tentunya agar kehidupan masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan lebih baik lagi dari keterpurukan ini, tentunya dapat jadikan aset Negara yang sangat tinggi nilainya.
Alam yang menyegarkan, namun dibalik keindahan tersebut juga menyimpan derita dalam sarana, prasarana serta rendahnya perekonomian. foto tersebut sengaja saya abadikan sejak Pebruari 2009 lalu di daerah Pelosok Pedesaan.
Lanjutkan lagi ya. dari pembahasan diatas, maka dibutuhkannya 3 faktor dalam menerapkan stabilitas dan peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia (umumnya) dan untuk masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan (khususnya), diantaranya adalah:
1. Tenaga Kerja.
2. Kesempatan Kerja.
3. Dan Transmigrasi.
Masalah-masalah ketenaga kerjaan di Indonesia yang diperkirakan masih tetap menonjol adalah sebagai berikut: Pertama, adalah tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi juga. Pada tahun 1961 jumlah angkatan kerja adalah 34,8 juta orang, kemudian meningkat menjadi 40,4 juta pada tahun 1971, dan pada tahun 1980 meningkat lagi menjadi 53,3 juta orang. Dengan demikian pertumbuhan angkatan kerja rata-rata per tahun pada dasawarsa 1961 - 1971 adalah 1,5 persen dan pada dasawarsa 1971 - 1980 adalah 3,1 persen. Adanya kelebihan tenaga kerja secara umum telah menimbulkan bukan hanya masalah penyediaan lapangan kerja tetapi juga masalah perlindungan tenaga kerja [buku agenda tahunan sensus penduduk]. Kedua, adanya tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah. Kelompok angkatan kerja yang belum tamat sekolah dasar atau tidak sekolah sama sekali pada tahun 1980 adalah 29,4 juta orang, dan tahun 1990 meningkat menjadi 34,5 juta. Bersamaan dengan itu, kelompok angkatan kerja yang berhasil menamatkan perguruan tinggi pada tahun 1990 hanya sekitar 700.000 orang atau kurang dari 1,0 persen dari seluruh angkatan kerja. Banyaknya kelompok angkatan kerja berpendidikan rendah berkelanjutan dengan akibat tingkat produktivitas dan tingkat pendapatan yang juga rendah [buku agenda tahunan sensus penduduk]. Ketiga, adanya ketidakseimbangan dalam penyebaran penduduk dan tenaga kerja di antara pulau-pulau di Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja berada di Pulau Jawa yang merupakan bagian kecil dari seluruh wilayah Indonesia. Masalah ini mempersulit pemanfaatan dan penyaluran tenaga kerja dalam rangka penggunaan sumber-sumber alam yang optimal, khususnya di daerah yang kekurangan tenaga kerja. Keempat, adanya tingkat pendayagunaan angkatan kerja yang masih rendah. Pada tahun 2000-an, angkatan kerja yang dianggap bekerja penuh, yaitu yang bekerja (2/3) duapertiga atau lebih dari jam kerja normal per minggu, adalah 74,9% dari angkatan kerja. Jam kerja normal adalah 36 jam per minggu untuk sektor pertanian dan 48 jam per minggu untuk sektor non pertanian. Angkatan kerja selebihnya yaitu 25,1% bekerja kurang dari duapertiga jam kerja normal per minggu. Kelompok angkatan kerja ini sering diklasifikasikan sebagai kelompok setengah penganggur atau pengangguran yang tersembunyi. Kelima, keadaan pasar tenaga kerja yang belum mampu menyalurkan tenaga kerja secara efisien dan efektif sehingga mengakibatkan banyak tenaga kerja yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kelebihan tenaga kerja pada suatu lapangan pekerjaan atau suatu daerah belum tentu dapat memperoleh pekerjaan di lapangan pekerjaan lain atau daerah lain. Hal ini sebagian karena kurangnya informasi mengenai kesempatan kerja, atau kurang sesuainya keterampilan yang tersedia, maupun karena kurang mampunya tenaga kerja untuk membiayai perpindahan. Situasi kelebihan tenaga kerja secara umum dan masih belum sempurnanya pasar tenaga kerja telah menimbulkan adanya syarat-syarat kerja dan kondisi kerja serta kesehatan kerja yang kurang wajar dan layak untuk kalangan tersebut.
Perluasan dan pemerataan kesempatan kerja, serta peningkatan mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor. Dalam hubungan ini program-program pembangunan sektoral maupun regional perlu selalu mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin. Dengan jalan demikian maka di samping peningkatan produksi sekaligus dapat dicapai pemerataan kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya. Selanjutnya perlu diambil langkah-langkah diberbagai sektor secara terkoordinasi dan terpadu untuk membina dan mengembangkan kemampuan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Dalam rangka usaha menanggulangi masalah ketenaga kerjaan telah saya rumuskan empat wujud kebijaksanaan, diantaranya: Pertama, kebijaksanaan umum dibidang ekonomi dan sosial. Di bidang ekonomi, kebijaksanaan fiskal, moneter dan investasi diarahkan ke pada penciptaan iklim dan kerangka pengambilan keputusan yang mendorong perluasan lapangan kerja antara lain melaksanakan pola produksi yang padat karya. Di bidang sosial, kebijaksanaan kependudukan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, dan di bidang pendidikan kegiatannya diarahkan untuk dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang memadai baik dari segi jumlah maupun mutu sesuai kebutuhan kegiatan pembangunan. Kedua, kebijaksanaan sektoral yaitu kebijaksanaan diberbagai sektor di samping meningkatkan produksi juga diarahkan untuk dapat memperluas kesempatan kerja semaksimal mungkin melalui pilihan penggunaan canggihnya teknologi yang ada. Ketiga, kebijaksanaan daerah yaitu dengan menyebarkan dan memanfaatkan tenaga kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan tenaga kerja, antara lain melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD). Keempat, kebijaksanaan khusus yaitu kebijaksanaan yang secara sadar diarahkan agar dalam waktu relatif pendek baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menciptakan lapangan kerja, terutama untuk golongan masyarakat yang berpenghasilan didaerah pinggiran dan peslosok desa yang tidak memiliki lahan pekerjaan.
Sehubungan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas maka dari ini lebih ditingkatkan perencanaan ketenaga kerjaan yang terpadu dengan sasaran yang meliputi alternafif sebagai berikut :
1. perluasan peluang lapangan kerja dalam jumlah yang memadai sehingga mampu memberi lapangan kerja kepada angkatan kerja baru yang masuk pasar kerja dan sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada. Perluasan lapangan kerja ini dapat dicapai dengan mengusahakan agar pelaksanaan setiap program pembangunan baik negeri maupun swasta menghasilkan lapangan kerja produktif semaksimal mungkin.
2. pembinaan dan pengembangan angkatan kerja dalam jumlah yang sesuai dengan pertambahan angkatan kerja baru di berbagai sektor dan daerah. Hal ini dicapai terutama dengan pengembangan sistem pendidikan dan latihan yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang berpendidikan dan terampil sesuai dengan kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan pembangunan tersebut.
3. pembinaan, perlindungan dan pengembangan angkatan kerja yang sudah bekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka dan mewujudkan stabilitas yang dinamis di perusahaan-perusahaan melalui hubungan perburuhan yang serasi antara buruh dan pengusaha yang dijiwai oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4. meningkatkan fungsi pasar kerja sehingga penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja dapat terlaksana dengan lebih baik. Hal ini dicapai antara lain dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja terutama yang berusia muda dan pengembangan serta penyempurnaan sistem informasi tenaga kerja.
5. perencanaan tenaga kerja yang terpadu juga ditujukan untuk mengurangi laju pertumbuhannya, serta meningkatkan mutu tenaga kerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar dapat berperan sebagai salah satu modal dasar pembangun baik negeri maupun swasta.
Sebagian besar kelemahan angkatan kerja di Indonesia masih tetap berada di daerah pinggiran dan dipelosok pedesaan. Masalah pokok yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya produktivitas yang berkelanjutan dengan rendahnya pendapatan/pengahsilan. Keadaan ini pada umumnya dialami pada daerah-daerah pinggiran dan dipelosok pedesaan yang padat penduduknya, sumber daya alam terbatas, kegiatan ekonomi yang monokultura dan rawan terhadap bencana alam. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilaksanakan berbagai kegiatan seperti proyek-proyek padat karya gaya baru, bantuan pembangunan daerah tingkat dua, dan proyek reboisasi dan penghijauan serta bantuan-bantuan bijak dari pihak perusahaan juga sangat penting dalam mewujudkan pencapaian kualitas kehidupan layak di Indonesia.
Adakalanya jika dilihat dari lemahnya lahan dan produktivitas, pemberdayaan dalam memberikan peluang usaha bagi masyarakat Indonesia di daerah pinggiran dan pelosok pedesaan dengan langkah menerapkan industri kreatif semampu kenyataan yang dialami mastarakat tersebut. Memang benar adanya jika kembali menerapkan industri kreatif di Indonesia, pemerintah selalu memandang sebelah mata, namun belakangan ini, sudah ada gejala positif dari pihak Negara dan pemerintah dalam perkembangan industri kreatif baik dalam bentuk perusahaan maupun individual (rumahan). Ada beberapa metode baru di tahun 2011 ini tentang industri kreatif yang tentunya untuk membantu meningkatkan kualitas perekonomian dalam kemasan sebagai berikut: Pertama adalah Kerajinan, dari segi kerajinan, dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah juru dari segala kerajinan, dapat kita lihat sudah berapa banyak kerajinan dari tangan terampil masyarakat Indonesia yang sudah mendunia. Ada contoh nyata lagi yang tentunya tidak perlu mengeluarkan banyak modal namun income yang luar biasa, bisnis ini akan saya kembangkan untuk sahabat-sahabat UKM yang pasti mampu untuk melakukannya, diantaranya; Membuat bel rumah (bel angklung) dari Limbah (kaleng minyak wangi-parfum). Daya kreativitas tersebut sudah sering saya lestarikan walau hanya sebatas hiburan. Dan kita coba membuat kripik dari daun sirih “Kripik Hati” (Saya menyebutnya), pemikiran ini juga sudah saya teliti semasa masa kuliah dulu, kenapa pilih daun sirih? Saya pilih karena khasiatnya yang multi untuk berbagai penyakit, daun sirih tersebut memiliki kandungan zat seperti minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, cyneole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati. Untuk proses pembuatanya mudah, siapkan secukupnya daun sirih jawa (daunya lembut, wangi, dan berwarna hijau rumput), rendam di air bersih selama 30 menit (cuci), rebus daun sirih tersebut hingga berwana agak kecokelatan, tiriskan dan siapkan; jika 400 gr tepung tapioca, maka 180 gr tepung beras, 400 cc santan dan 3 kuning telur. 4 sendok teh garam, 2 sendok the kembar bubuk, dan 1.1/2 sendok makan. Aduk merata. Setelah itu, ambil satu persatu daun sirih yang sudah ditiris, masukkan kedalam adonan bumbu tersebut, siap goreng. Yah begitulah cara mudahnya, setelah digoreng dan ditiris minyak sawitnya. Siapkan kemasan berupa plastik. Dan siap dipasarkan. Waah.. salah satu industri rumahan yang efektif dan efisien bukan…!!!!! Semoga sahabat-sahabat UKM dapat menerapkan hal tersebut. Dan yang kedua adalah “Jasa” yang bverupa Pengiklanan, Pengiriman, Desain Grafis, dll. sudah banyak contoh jasa-jasa seperti yang saya sebut, pembuatan spanduk, baleho, sticker, sablon, dll, namun hal itu telah lenyap karena adanya teknologi yang semakin berkembang, sehingga jasa pembuatan baleho, spanduk, sticker, sablon, secara manual tersebut musnah dengan hadirnya mesin pencetak yang dapat dikatakan “Printer”. Hal tersebut kurang menunjang untuk kelangsungan hidup masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan, mungkin jika ada yang bakat dalam hal seni, sangat bisa dijadikan modal utama untuk memperbaiki perekonomian tersebut, dengan dasar melukis, dapat dengan mudah memberikan jasa lukis walau sekedar mempomosikan diri dipinggir jalan, tentunya tidak mengganggu lalu lintas dan tidak melanggar segala peraturan lalu lintas yang ada. Namun hal ini hanya dapat dinikmati oleh orang-orang tertetu yang berbasis seni. Jadi kurang prospek untuk dilakukan semua kalangan masyarakat. Ketiga adalah entertainment (dapat berupa film, musik, fotografi, televisi, radio dll), namun hal ini tidak terjangkau oleh masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan. Terlalu tinggi modal yang ada, sedangkan jika kembali ke awal, masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan sangat melemahnya lahan yang ada dan daya produktivitas serta kreativitas yang tidak memungkinkan. Sebenarnya ribuan lagi ide-ide yang dapat dieksplorasi untuk industi kreatif. Sudah menjadi rahasia dapur umum, bahwa perekonomian dalam hal industri kreatif di berbagai Negara maju telah memiliki konsep yang jelas arah dan tujuannya.
Jika Kita ambil contoh dari Negara lain, seperi Amerika Serikat, Inggris , dan Jepang sudah sangat menikmati devisa dari perkembangan industri tersebut. Jika kita tinjau prestasi perkembangan industri kreatif di Jepang, tentunya masih jauh di atas Indonesia. Salah satu contoh industri kreatif di Jepang sendiri adalah dengan berkembang pesatnya industri yang berkaitan dengan anak-anak. Seperi komik, film kartun, dan masih banyak lagi. Sedangkan di Amerika tidak kalah kreatifnya, pasar Hollywood dan buku-buku motivasi yang telah mendunia, serta industri musik yang juga telah menguasai dunia menjadi salah satu bidang yang penyumbang devisa terbesar di Amerika. Semua itu terjadi karena adanya kepastian hukum dan adanya hak-hak industri kreatif yang dapat dijalankan dengan baik (dimana sangat kecil sekali untuk terjadinya pembajakan). Bagaimana dengan Indonesia? Jawabannya jelas masih sangat jauh dari harapan. Namun secerca harapan pun sudah mulai muncul ke permukaaan. Pada tahun 2007, diberitakan oleh [koran tempo], pertumbuhan industri kreatif telah mencapai angka 15% dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindekasikan bahwa perkembangan dunia industri kreatif tidak berjalan di tempat. Kemudian pada tahun 2009. Berbagai kalangan masih berpikir optimis dalam dunia industri ini. Tahun 2009 diperkirakan industri kreatif dalam bidang layanan akan mengalami perkembangan bagus. Seperti dalam bidang online, diperkirakan akan menjadi salah satu trend center dalam perkembangan industri ini. Hal ini ditambah fakta dengan perkiraan pengguna internet akan menyentuh angka kurang lebih 30 juta user di tambah dengan 100 juta user mobile, menjadikan media online merupakan market yang sangat besar untuk diabaikan oleh para pembisnis. [go-kerja].
Apalagi yang kita pikirkan, berbuatlah selagi mampu berbuat. Sadarlahlah sahabat bahwa hal baik apapun yang kita bangun tentunya lambat laun akan membangun kita. Jangan sia-siakan waktu. Ada prospek baik di 2011 industri kreatif untuk wilayah Jawa Timur (Jatim) sahabat. Jatim akan mendorong perkembangan industri kreatif di pasar nasional dan pasar global pada 2011. Mengingat besarnya potensi industri ini untuk dapat terus dikembangkan. Dibanding Jawa Barat (Jabar) dan Bali, Jatim sejauh ini belum terkoordinasi dengan baik sehingga belum memberikan hasil yang optimal.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, Ir Budi Setiawan MMT menyatakan, Jatim memiliki sekitar 4,2 juta Usaha Mikro Kecil Dan Menegah (UMKM) yang telah terbukti memberi kontribusi besar pada PDRB Jatim. ''Sehingga kami akan mendorong perkembangan UMKM, terutama pada sektor industri kreatif,'' ujarnya, Senin (29/11). Namun, ujar Budi, untuk dapat bersaing ditingkat global, produksi industri lokal perlu memiliki daya saing sehingga dapat bersaing dengan produk-produk domestik maupun mancanegara. Dikatakannya, Pemprov Jatim terus mengupayakan penciptaan iklim usaha yang kondusif. Memberikan kebijakan peluang UMKM dengan mengurangi beban biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi serta kebijakan menumbuhkan kemitraan dengan saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Artinya kegiatan usaha UMKM dari hilir sampai hulu harus nyambung hingga pada pemasarannya. Jadi membuat mulai bahan baku dari hilir dan hulu merupakan pemasarannya harus baik dan nyambung. Hal ini harus didukung dengan fasilitasi dan promosi dagang, misi dagang produk-produk unggulan baik di dalam dan luar negeri harus baik. Ini terbukti pada 2010 Pemprov Jatim telah memfasilitasi para UMKM untuk pameran dalam negeri 20 kali, 3 pameran di luar negeri dengan omset mencapai Rp6,108 miliar. Selanjutnya mengucurkan kredit Jamkrida dana bergulir dan membeikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan SDM kepada UMKM.
Menurut data dari Bank Indonesia (BI) Pemprov Jatim juga mempunyai dana pihak ketiga di Bank sekitar Rp222,5 triliun, dan yang Rp85,88 triliun akan diusulkan untuk dikucurkan di UMKM. Budi menambahkan, pemerintah kabupaten/kota diharapkan juga memiliki jejaring (linkage) dengan Pemprov. ''Sehingga antara program Pemprov dan daerah dapat bersinergi,'' tandasnya. Sekadar diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu telah menetapkan Indonesia memulai tahun kreatif, pada tahun kreatif itu daerah ditantang untuk menjual suatu gagasan. Karena dengan gagasan yang bagus akan memunculkan sebuah produk yang mempunyai nilai daya saing dan daya jual yang tinggi. [harianbhirawa].
Kelemahannya, masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaan tidak dapat melihat di sekitarnya bahwa terdapat banyak sekali peluang dan tantangan yang bisa memberikan dan menghasilkan nilai lebih dan menjadi sebuah industri baru jika dikelola dengan dasar pengelolaan ekonomi yang baik. Dari mulai proses produksi, inventori, sampai dengan distribusi memasarkan. Sebenarnya dalam keragaman budaya, kekayaan alam, dan ciri khas daerah-daerah di Indonesia terdapat potensi yang sangat besar untuk kemajuan industri kreatif serta mudah dalam menghasilkan satu pola gerak nyata bagi pertumbuhan perekonomian di daerah pinggiran bahkan pelosok pedesaan. Saya simpulkan seperti contoh bahan yang tepat dari semua pembahasan diatas adalah; membudidayakan serta mengesplor lebih modern lagi dunia “batik” di berbagai daerah, Kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menggambar/menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Jadi batik merupakan kegiatan melukis dengan menggunakan bantuan dari beberapa titik yang kemudian apabila titik tersebut dugabungakan satu sama lainnya akan membentuh sebuah gambar yang mempunyai nilai seni yang sangat berharga. Hal ini menunjukkan dalam golongan berbasis industri kreatif kerajinan. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya kalangan laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir dan pinggiriran pekerjaan membatik adalah lumrah bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Mengenai baju batik di Indonesia pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya pada masa Orde Baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (Batik Korpri). Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta juga semakin antusias akan harmoninya batik di Indonesia.
Setelah sahabat ketahui tentang asal muasal, perkembangan dan manfaat batik meski hanya sepintas, setidaknya kita mulai berimajinasi dan mengeksplor batik menjadi aset tertinggi bagi Indonesia di balik mata dunia. Dimulai dari diri sendiri, munculkan niat sahabat semua dan terapkan sebagai mana mestinya. Memang sulit untuk memunculkan inspirasi seperti contoh kecilnya yang telah ada dengan batik kontenporer yang didesain di baju modern, hasilnya lebih terlihat bijak dan elegan.
Sudah diperlebar secara rinci tentang tema tulisan ini, dan sekarang kembali pada judul serta menjawab pertanyaan “Mau dibawa Kemana Batik Indonesia!!!!”. Sekarang kita rangkum dari semua pembahasan diatas untuk menjawab judul postingan ini. Telaah kembali bahwa dari pembahsan diatas antara lain; Pertama adalah lemahnya perekonomian di NEGARA INDONESIA, Kedua adalah minimnya lahan pekerjaan bagi masyarakat pinggiran dan pelosok pedesaaan, sehingga meningkat juga penganguran yang ada. Ketiga Alternatif peluang lapangan pekerjaan dalam metode industri kreatif. Keempat adalah pembudidayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak relevan dikarenakan kurangnya daya produktifitas dan kreatifitas secara riil.
Dari empat faktor tersebut, maka pertanyaan, “Mau dibawa Kemana Batik Indonesia!!!!” maka dengan menghubungkan empat pembahasan tersebut sudah dapat menjawabnya. Hanya saja cara dan idenya yang perlu dipikirkan kembali. Dan jika saya adalah seorang yang memimpin suatu pemerintahan atau perusahaan, dari ini saya cukup memberi opsi sebagaimana tujuan dari tulisan ini. Sebagai Visi yang tepat adalah; Menjadi jaringan Pemerintahan atau Perusahaan terkemuka yang dapat dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan, serta mampu bersaing secara global di dunia internasional. Tak tertinggal untuk mengdongkrak lagi dengan misi-misi yang berkesinambungan seperti; pertama bakti kepada Negara, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan, agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perekonomian. Kedua adalah bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Ketiga meningkatkan nilai tambah dan kinerja finansial pemerintah/perusahaan dengan memperhatikan efisiensi dana dan efektifitas program. Ketiga melakukan perbaikan berkesinambungan diberbagai aspek dengan mengedepankan pembelajaran tenaga kerja dan pembelajaran organisasi, dalam rangka membangun perusahaan/pemerintahan yang tumbuh dan berkembang. Keempat membangun organisasi global yang terpercaya, sehat dan terus bertumbuh serta bermanfaat bagi konsumen, distributor, karyawan, pemegang saham dan masyarakat indonesia pada khususnya, serta di penjuru dunia umumnya. Kelima Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat pencari kerja untuk belajar berwiraswasta mandiri untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak serta memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat tentang manfaat serta arti pentingnya memahami Industi kreatif dan teknologi informasi yang professional. Dan yang keenam misinya adalah melakukan pengelolaan aset secara profesional untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan kualitas/nilai aset yang dikelola. Serta melaksanakan upaya penyehatan kegiatan restrukturisasi/revitalisasi yang transparan, akuntabel dan tepat waktu dan mengoptimalkan kegiatan investasi untuk memberikan nilai tambah bagi Perusahaan dan Negara. Sedangkan tujuannya hanya ada satu, adalah; meningkatkan perekonomian di Indonesia melalui Sumber Daya Alam yang dimiliki.
Dari maksud visi, misi, dan tujuan tersebut, sebagai asetnya adalah batik. Dan sekarang pemecahanya dalam memilih ide-ide batik tersebut mau dikelola menjadi apa, menurut hasil rembukan dari sahabat seniman dan sahabat-sahabat di facebook dan twitter sendiri untuk dapat berpeluang di taraf internasional batik tersebut bisa dijadikan seperti melukis batik pada perobotan sehari-hari, bisa juga dijadikan souvenir seperti contoh ; Souvenir Gelas Bati. Lampu Hias Batik. Sandal Batik. Jam Tangan BatikDan masih banyak lagi contoh-contoh yang dapat kita jadikan gagaasan, sebenarnya, contoh-contoh tersebut sudah bisa menembus pasar Internasional, hanya saja "link" bagi pengusahan industri kreatif tersebut tersedat. dari hal ini, bagi pemikiran saya pribadi, ingin menjadikan artikel ini sebagai pengganti proposal, baik untuk pemerintah (Negeri) maupun perusahaaaan (Swasta). Namun, pemikiran saya lebih cenderung terhadap terhadap kinerja perusahaan dari pada pemerintah. karena faktor tersebut jika perusahaan yang menjalaninya, secara tidak langsung akan sama-sama mendapatkan hasil yang memuaskan. lebih tepatnya lagi perusahaan yang menelanjangi perihal telekomunikasi, alasannya jelas karena butuh link-link pemasaran ke luar negara. jika memang harus salah satu perusahaan telekomunikasi yang mengambil alih program tersebut, saya pribadi lebih percaya terhadap operator senior (PT. XL. Axiata. Tbk). Bukan saya memojokkan, sudah terlihat jelas akan keberanian, konsep, dan arah tujuannya. bukan sekedar basa-basi, sebagai bukti tentang visi, misi dan tujuannya, mari kita lihat foto berikut;
Tahukah sahabat semua tentang kota Pamekasan???? Pamekasan yang terletah di pulau garam, sebagai Ibu kotanya Madura ini mempunyai semboyan kota yang layak jika dinilai dari masyarakatnya. Semboyan tersebut adalah Pamekasan "GERBANG SALAM". bagaimana saya tidak menyalutkan terhadap PT. XL. Axiata. Tbk. tentang hal ini. bukan lebay atau alay kan jika artikel ini memasrahkan diri terhadap kualitas serta kuantitas yang dimiliki oleh operator tersebut.
Pembicaraan dari ujung pena ini tidak lain untuk Indonesia tak lain juga yang imbasnya buat kita bersama Memang banyak artikel-artikel, karya tulis, naskah, dll tentang pencerahan, namun sulit memunculkan gagasan serta menerapkannya. jadi ujung-ujungnya hanya sekedar tulisan belaka.
Semoga Bermanfaat. Regards for World..!!!!
====================================================================
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi :
1. http://go-kerja.com/
2. Agenda Sensus Penduduk 2009
3. Koran Tempo, Juli 2008
4. http://harianbhirawa.co.id/
Sumber sharing :
1. Sahabat-sahabat Seniman Jawa Timur.
2. Kawan Blogger, Facebook, dan twitter.
3. Bapak saya.
Nb : Terima kasih atas referensi sahabat-sahabat dunia maya, dan sahabat-sahabat Seniman yang meluangkan waktunya untuk sharing. Buat Bapak, saya bangga jadi anak bapak.
2 comments:
tak lengkap rapah. tapeh bhegus teh.
Sebutkan.
Post a Comment