Bisa dipastikan, Anda punya sahabat dekat dan teman-teman lainnya. Meski hubungan Anda dengan teman tak sedekat dengan sahabat, tapi mereka pasti mendapat tempat di hati Anda. Teman-teman “tak terlalu dekat” ini memang punya banyak fungsi, sebagai teman nongkrong, beramai-ramai di cafe, atau bahkan jadi penyelamat jiwa saat sedang suntuk dan tak ada kerjaan. Sayangnya teman-teman ini bukan manusia sempurna. Mereka punya kebiasaan tertantu yang kadang membuat Anda merasa terganggu. Masalahnya Anda merasa sungkan dan tak enak hati untuk menegur, mengingat mereka bukan teman yang terlalu dekat. Anda jad
i sungkan, takut kalau dia marah dan meninggalkan Anda atau mungkin menyebarkan pada yang lain bahwa Anda adalah teman yang bawel. Mulai sekarang jangan hanya terus-menerus mengelus dada melihat kelakuan mereka. Berikut ini Tips mengatasi teman yang berkelakukan minus:1. Teman Paling Hobi Ingkar Janji. Teman yang suka mengubar janji dan kemudian membatalkannya (terlebih pada detik-detik terakhir) memang mengesalkan. Padahal semua rencana sudah diatur dengan matang, namun dengan seenaknya ia mengacaukannya. Jangan ragu untuk menegurnya. Sampaikan teguran Anda dengan halus atau dengan nada jenaka, agar tidak berkesan menggurui. Mungkin saja ia terlalu sibuk hingga selalu melupakan Anda. Kalau begitu sarankan ia untuk membuat skala prioritas. Kapan ia arus kencan dengan pacar atau hang out di kafe dengan Anda. Apabila kelakukannya masih juga tidak berubah, sebaiknya Anda belajar dari pengalaman, hidari membuat janji yang sifatnya penting dengannya, lalu buat alternatif jadwal kedua dan ketiga, sekedar untuk berjaga-jaga akan kemungkinan pembatalan darinya. Dan jangan bosan mengonfirmasi janjinya terhadap Anda sesering mungkin, sebelum pertemuan betul-betul dilaksanakan. Cara lain yang bisa Anda tempuh adalah Ada batalkan janji beberapa saat sebelum acara seperti tips dari Vika, 25 th berikut ini, “Saat ia protes tentang hal ini, kami menjawab santai, ‘Daripada kecewa karena kamu tiba-tiba tidak datang, kami sengaja baru akan menelponmu sesaat setelah kami berkumpul, anggap saja kehadiran kamuhanyalah bonus!’ ternyata cara ini ampuh, karena setelah kejadian itu, ia menjadi Miss RSVP yang rela nongol paling awal.”
2. Teman Punya Lidah Setajam Silet. Anda sadar, Anda buka superwoman yang melakukan segala-galanya. Namun, tentu saja itu bukan berarti Anda bersedia jadi bulan-bulanan kritik pedas tiada henti. Apalagi si teman gemar melakukannya terhadap Anda di depan umum. Anda memang begitu ingin menyumpal mulutnya, tapi tak bisa. Nah, apabila Anda diberondong kalimat menyakitkan di depan umum, pertama yang harus Anda lakukan adalah tenang, jangan keburu geram atau tersinggung.Ingatlah, bahwa harga diri Anda tidak tergantung pada orang lain. Abaikan saja hal-hal yang tidak berpengaruh bagi pengembangan diri Anda.
3. Teman Si Miss SOS. Sebagaimakhluk sosial, Anda memang wajib membantu sesama. Saat teman butuh, sebisa mungkin ulurkan tangan Anda. Tapi lain halnya jika si teman ternyata selalu minta bantuan, setiap saat dan untuk setiap hal, demi memnuhi kewajibannya. Untuk kasus ini, sebelum memutuskan untuk membantu, lihat dulu apakah dia sudah optimal emgerahkan kemampuannya. Asal Anda tahu, terlalu sering membantu teman, bahkan hal kecil sekalipun, bisa berarti menghalangi proses pembelajaran diri rekan Anda tersebut. Kalau ternyta bantuan yang diminta sudah kelewatan, berlebihan dan bahkan mengganggu, maka jangan ragu untuk menolaknya. Sudah tentu, saat menyampaikan sebaiknya hidari kata-kata yang terkesan menggurui, menyudutkan, merendahkan atau kasar. Hindari kalimat, “Masak hal sekecil ini saja kamu tak bisa melakukannya” , namun gantikan dengan kalimat, “Kalau dilihatdari keahlian dan ketelitiamu, sepertinya kamu bisa menyelesaikanny sendiri. Lagipula sebetulnya saya kurang menguasai hal itu.” Hal ini bisa memberikan kontribusi positif dalam pengembangan dirinya, sekaligus menjaga hubungan pertemanan Anda dan si teman agar lebih langgeng.
4. Teman Gemar Pinjam Barang dan Tidak Menjaganya. Malang tak bisa ditolak, Anda punya teman ang seakan-akan menggantungkan hidupnya 100% pada Anda. Berbagai barang Anda pun dipinjamnya, mulai dari uang aksesori, baj, CD, hingga mobil. Dan yang membuat Anda mau marah, ia tak bisa menjaga barang-barang pinjamaan itu dengan baik. Terkadang hilang atau dikembalikan dalam keadaan rusak. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah, jangan pernah pinjamkan barang lagi padanya. Selanjutnya, minta ganti rugi atas apa yang sudah dia rusakkannya.
5. Teman Gemar Berhutang. Apabila Anda bisa membaca teman yang berkelakuan gemar berhutang sedari awal, maka persiapkan diri Anda sebaik mungkin. Kalau gemar hutang namun gemar juga membayar, mungkin tidak begitu menjadi soal. Namun kalau gemar berhutang, tapi lupa membayar inilah yang akan mengacaukan hidup Anda. Yang bisa Anda lakukan siantaranya adalah hindari pertemuan empat mata dengannya, jangan pernah mau diajak janjian berdua atau diajak curhat. Kemudian jangan terlalu menunjukkan ‘kekayanaan’ Anda di depannya, karena menurut penelitian 99% tindak kriminal di Indonesia, disebabkan oleh prilaku korban, yang artinya pada awalnya teman Anda tidak bermaksud berhutang, namun karena dia melihat Anda ‘menghambur-hamburkan uang’ di depannya, maka muncul keinginannya untuk turut menikmatinya. Apabila Anda terpojok dan ‘ditodong’ untuk alasan mencukupi kebutuhannya yang mendesak, sampaikan saja kalau sebagian besar uang Anda dikelola oleh suami/istri Anda (dan Anda hanya membawa uang secukupnya di dompet/ATM), sampaikan untuk membawa uang kecil tersebut dengan cuma-cuma dan bukan terhitung hutang, karena selain dia juga menjadi sungkan/malas/kecewa Anda juga terbebas dari beban untuk menagihnya karena uang kecil tersebut memang sudah Anda ihlaskan untuk hibahkan.
6. Teman Mau Enaknya Saja. Di lingkungan kantor, kadang banyak terjadi tumpang tindih perkerjaan, yang mana terkadang karena kebijakan atasan yang kurang bijaksana, loadpekerjaan menjadi tidak seimbang, di satu sisi seorang pegawai selalu bekerja overtime, pontan-panting, dikejar deadline dan tidak diperbolehkan cuti namun dilain sisi ada pegawai yang kerjanya cuma santai, jalan-jalan dinas, terima tambahan uang saku, dsb. Kesenjangan ini terkadang akan menimbulkan friksi, walaupun mungkin tidak terlontar keluar dari mulut karena pertimbangan profesionalisme. Namun akan menjadi soal besar, apabila pegawai yang ‘beruntung’ tadi mengejek pegawai yang ‘malang’ tadi. Apabila Anda berada pada posisi pegawai ‘malang’, maka Anda tidak perlu emosi menganggapinya, cukup sampaikan kalimat sarkasme yang bisa membuka mata hatinya (atau mata hati atasan Anda) seperti peribahasa, “Hm…mau nangkanya kok ga mau getahnya?” (mau enaknya ga mau susahnya, padahal seharusnya kalau mau makan buah nangka pasti harus membersihkan getahnya dulu), Atau “Hehehe, kalau aku kan memang spesialis ‘cuci piring’, tapi lebih mulai loh daripada terima gaji buta.”
0 comments:
Post a Comment